32. MENDENGAR SEMUANYA

5.2K 767 92
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Urusi saja hidupmu sendiri. Kamu saja tidak mengerti apa yang terjadi di antara kita saat ini.

* * *

HALO semesta!

Sudah hampir satu bulan aku gak publish dan menulis apa-apa untuk blog ini. Baru hari ini aku menyempatkan waktu untuk mengungkapkan keresahan yang aku rasakan satu bulan ini.

Sejak awal mengenal Antariksa, aku sudah tau kalau dia suka merokok. Aku peduli memang tapi Anta bilang dia bisa tenang karena rokok. Hanya saja aku takut saat Anta pingsan selagi merokok. Aku panik dan mencoba mencari bantuan, biasanya di sana ada Galaksi tapi karena kami sedang ingin pergi berdua jadi dia tidak ada.

Anta berubah pucat, aku bingung harus gimana. Seperti biasanya aku hanya mengobati menggunakan air hangat, setidaknya ia merasa tidak sedingin ini.

Nta, aku gak ngerti kenapa kamu bisa kayak gini?

Jujur aku takut, Nta, kamu seperti kesakitan.

Saat Anta sadar aku cuma bisa memperhatikan wajahnya lama, dia juga balas menatapku. Kami berdua tidak ada yang bicara tapi aku bisa melihat sorot mata sedih di sana.

"Kamu kenapa, Nta?"

"Na, aku gak apa-apa. Aku cuma kecapekan."

"Nta, aku udah lihat kamu tiga kali kayak gini. Apa karena rokok atau ada alasan lain?"

Tapi aku sedih, Antariksa tidak menjawab apa pun dari pertanyaanku. Dia selalu saja mengalihkan pembicaraan yang tidak bisa aku mengerti. Untuk pertama kalinya aku memberanikan diri mencium pipi Antariksa.

Anta memang tersenyum kepadaku dan dia balas mencium pipi dan keningku. Dia berandalan tapi tidak dengan merusakku. Anta ada ketika dia memastikan aku tidak kenapa-kenapa.

"Aku cuma mau kamu jujur, Nta. Apa karena 'mereka' yang selalu mengejar kamu? Sebenarnya mereka siapa, Nta?"

"Mereka musuh Anta, Na."

"Memangnya kalian kenapa?" Aku sedih. Aku merasa diawasi ketika melihat mereka berada di dekat Antariksa. "Nta, mereka siapa? Mereka bahkan ada di depan rumahku, Nta."

Antariksa terkejut, aku tau itu, apalagi aku yang merasakannya. "Mereka tau rumah kamu?"

Aku mengangguk. Aku kira hanya laki-laki seumuranku yang biasa lewat di depan rumah tapi ketika mereka hanya memperhatikan saja itu ada sebuah ketakutan yang aku rasakan.

Jika Bulan Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang