1. KENAPA?

25.1K 2.3K 1K
                                    

* * *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Awalnya dia tertawa, namun ternyata dia menyembunyikan kepedihan hidup yang sulit ditata.

* * *

KANTIN Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Adhyatsa memang terkenal sangat ramai. Singkat saja, kantin FIB ini memang dipenuhi oleh mahasiswa yang memiliki bacot besar, sebab keterampilan mereka dalam berbahasa malah terkadang membentuk kubu masing-masing dengan menggunakan bahasa dari jurusan mereka sendiri.

Sama seperti Rasi yang sedang duduk di satu meja panjang yang dipenuhi oleh teman-teman satu jurusannya. Bukan tidak mau bergabung dengan jurusan lain namun memiliki teman satu bidang lebih menyenangkan menurutnya. Tapi Rasi tidak membedakan siapa pun, terkadang dirinya juga berteman dengan mahasiswa dari jurusan bahkan fakultas lain. Hanya saja untuk kesenangan makan di kantin lebih baik bersama teman-teman sejurusannya.

"Gue minjem catatan tadi ya, Ras."

Rasi menoleh ke arah temannya. "Boleh. Bayar ya gocap."

"Anjing!"

Mendengar itu Rasi tertawa. Rata-rata teman satu kelasnya selalu meminjam catatan yang ditulis olehnya. Siapa yang tidak mengenal seorang cowok bernama Rasi Bintang? Belum mengenal, kan?

Nah, sekarang kita kenalan sama Rasi. Awalnya cowok itu dipanggil Bintang, namun bagi Rasi itu terlalu menjijikan. Bahkan lebih mainstream karena banyak sekali orang bernama Bintang. Sampai ia pernah menoleh ketika dipanggil tapi ternyata itu bukan untuk dirinya.

"Gak ada gratis di dunia ini, Bro."

"Tapi gak gocap juga."

"Nawar lagi. Sanggup berapa lo?" Rasi dengan terpaksa harus ikhlas menurunkan harga, toh masih ada yang memberi dari hasil kerja kerasnya mencatat materi kuliah, lumayan tetap menghasilkan uang.

"Dua lima deh."

Rasi mengangguk. "Oke, bisa buat gue buang air."

Temannya bernama Eza melongo. "Lo buang air di mana anjir semahal itu?"

"Di Starbucks, biar adem."

"Ras, Ras, gue tabok nih muka lo." Gandi yang mendengar itu langsung menyahut. Terkadang celotehan Rasi mampu membuatnya emosi.

Rasi memutar bola matanya. "Ganteng gue ilang gimana? Mau cari dokter operasi plastik dari mana yang bisa kembaliin wajah ganteng gue?"

Jika Bulan Tidak Pernah AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang