* * *
Kita bisa jatuh cinta tanpa berkenalan sebelumnya.
* * *
HARI ini Laluna menyempatkan diri ke perpustakaan di kampusnya. Dulu saat masih SMA, ada Antariksa yang selalu menemaninya. Kini dia sudah tidak ada lagi di dekatnya. Tidak bisa Laluna harap lagi untuk Antariksa benar-benar hadir di dunia ini lalu berdiri di sampingnya dengan senyuman hangat yang cowok itu punya.
Sekarang, semua itu hanya menjadi kenangan di dalam hidup Laluna. Tidak pernah kembali dan tidak akan sama lagi.
"LA ... LU ... NA."
Suara yang menyebut namanya itu membuat Laluna menoleh dengan bingung. Di sana ada seorang cowok, Laluna masih ingat dia adalah cowok yang waktu itu memanggilnya tanpa menggunakan nama. Sekarang dia sudah mengetahui namanya namun untuk apa?
Laluna menatapnya heran. "Udah tau nama gue ternyata."
"Mudah, kan?" tanya cowok itu tersenyum. "Cewek gak waras."
Rasanya menyakitkan memang mendengar kalimat itu. Laluna langsung mengambil buku yang ingin ia baca dan pergi menjauh dari cowok itu. Kalau ujungnya hanya untuk mencaci harusnya tidak perlu cowok itu mencari tahu namanya.
"Hei!" panggilnya lagi, Laluna tidak peduli. "Gue mau lanjutin yang kemarin."
Laluna semakin bingung dengan cowok itu. Lagian tidak ada yang mau dekat dengan dirinya. Ke mana pun, ia pergi sendiri, hanya tatapan menjijikan yang diberikan kepadanya.
Lebih baik Laluna duduk di kursi paling pojok di perpustakaan. Menjauhi keramaian menjadi satu-satunya cara agar Laluna tidak mendengar apa yang orang lain ucapkan tentang dirinya. Kalau dirinya tidak waras mungkin ia tidak akan merasakan perasaan sakit ketika mereka menjauhinya.
Namun cowok itu ternyata masih mengikut Laluna dan duduk tepat di hadapannya sekarang.
Laluna menatapnya dengan tatapan tak suka. Siapa yang suka? Cowok itu menyebalkan ternyata.
"Mau ngapain lagi? Lo udah tau nama gue, juga ngatain gue, kan?"
Cowok itu tersenyum menanggapinya. "Marah ya?"
Laluna merasa risih sekarang. "Apa urusannya sama lo?"
"Kalau gue gak buat lo marah, lo gak akan respons ucapan gue."
Menghela napasnya, Laluna menatap tajam cowok itu. "Daripada gue makin marah mending lo jauh-jauh dari hadapan gue!"
"Kok ngusir? Ini kan perpustakaan umum. Siapa aja boleh duduk di mana pun."
"Ya, tapi lo ganggu gue!" Laluna membentak dengan suara keras hingga beberapa tatapan mengarah kepadanya. Tatapan yang membuat Laluna semakin tak nyaman. Ia langsung pergi dan meletakkan asal buku itu bukan di rak sebelumnya.
Laluna tidak peduli dan keluar dari perpustakaan. Cowok itu masih mengejarnya, Laluna dapat melihatnya ketika ia menoleh ke belakang. Namun Laluna tidak ingin dekat dengan cowok itu.
"HEI!" Cowok itu memanggilnya. "LALUNA BERHENTI!"
Laluna kini mempercepat jalannya, namun cowok itu berhasil menarik tangannya. "Laluna!"
"LO PUAS GANGGU GUE?!" tanya Laluna kini mengeluarkan air matanya. "Kalau gak penting gak usah lo ikutin gue!"
"Laluna!" panggil cowok itu lagi. "Dengar gue, Na."
Laluna mengatur napasnya dan menatap mata cowok itu. "Jangan panggil gue!"
"Laluna, gue gak bermaksud buat ganggu lo."
"Lo siapa?" tanya Laluna masih bingung dengan tujuan cowok itu mengejarnya. "Gak ada yang mau temenan sama gue, terus mau lo apa?"
"Gue yang harusnya tanya gitu ke lo." Cowok itu berkata tegas. "Lo siapa, Na? Kenapa lo usik pikiran gue?"
"Gue Laluna. Dan gue gak merasa usik lo."
"Tapi lo ada di pikiran gue terus."
Laluna menggeleng. "Yang pasti itu bukan gue, karena gue sama lo gak saling kenal."
"Gue Rasi." Cowok itu menjawab. "Rasi Bintang."
"Kenapa jadi memperkenalkan diri lo ke gue?" Laluna menatapnya dengan pandangan takut. "Kita bukan siapa-siapa."
"Gak harus jadi siapa buat saling kenal, Na." Rasi semakin membalas tatapan itu dengan meyakinkan Laluna dan juga dirinya.
Namun tangan Rasi menyentuh pipi Laluna, mengusap air mata cewek itu.
"Tapi ... sepertinya kita akan jadi apa?"
* * *
Terus vote komen dan share yaa
Semoga sukaa😊
FOLLOW INSTAGRAM
@ERLITASCORPIOFOLLOW TIKTOK
@ERLITASCORPIOTERIMA KASIH💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Jika Bulan Tidak Pernah Ada
Romance[PEMENANG WATTYS 2021 KATEGORI "NEW ADULT"] "HEI!" Rasi, cowok itu kembali memanggil. Sejujurnya Rasi ingin bertanya kenapa dengan cewek itu, namun sepertinya terlalu lancang pada pertemuan pertama mereka. "Gue mau tau nama lo?" Cewek itu berhenti d...