Chapter 43 | Will You Be My Lover?

674 56 81
                                    

Selamat siang buat readers cantik / tampanku. Apa kabar? Masih sehat, kan? Masih dalam keadaan yang baik-baik aja, kan? Hubungannya dengan doi masih baik-baik juga, kan? Kalau masih, alhamdulillah. Buat yang dalam keadaan gak baik-baik aja, mudah-mudahan segera memulih dengan cepat, yah!❤

Yuk, kalian yang masih sehat wal'afiat makin semangat lagi baca cerita Cakrawala-nya!

Seperti biasa vote dulu sebelum membaca yaaaaa.

Playlist | Kekasih Impian - Natta Reza.

⬆ Kembali ke Playlist yang sering dipakai dalam cerita ini. Jika lebih ingin menghayati, sekaligus baca dengan mendengarkan playlist nya ya. 🔃

- BAGIAN EMPAT PULUH TIGA -

Panas akan berubah menjadi sejuk. Emosi akan berubah menjadi sabar. Dan aku, sedang berada dititik itu. - Cakra Nuraga Pangestu.

***

Cakra kini sedang berada di taman yang tersedia di belakang rumah sakit itu. Tentu saja, bersama dengan si Penguin Imut, Aqilla. Hari ini sudah hari ketiga Cakra merawat Aqilla dengan baik. Memberi makan, mengingatkan jadwal untuk minum obat, sesekali menemani Erlan untuk tidur di ruangan Aqilla. Bisa dibilang, bodyguard lah.

"Cakra?" panggil Aqilla yang kini duduk dikursi roda berwarna hitam itu. Ya, mereka sedang berteduh dipohon yang cukup rindang di sekitaran itu.

"Heum?"

"Mau es krim," rengek Aqilla memberikan wajah baby face-nya.

"Tunggu sembuh dulu," ujar Cakra mengusap bahu Aqilla.

"Iyaudah deh, mau minta sama Lano aja. Pasti dikasih," rajuk Aqilla membuang wajahnya dari hadapan Cakra.

"Nggak boleh ngambek-ngambek gitu," sahut seseorang dari belakang punggung Aqilla. Akhirnya ia—Delano datang dan langsung duduk di samping Cakra. "Kenapa? Lo mau es krim?" tanya Delano ke Aqilla. Tentu saja dibalas anggukan cepat dari gadis ini.

"Jawaban gue akan tetap sama dengan Cakra," ujar Delano hingga berlutut pada Aqilla. "Lo itu belum sembuh total, kalau lo udah sembuh, gue akan beliin minuman cokelat boba kesukaan lo, oke?"

Aqilla mendengus kesal. Cowok yang ia harapkan pun tidak dapat memberikan keinginannya untuk sekarang. "Iya," jawabnya jutek.

Melihat wajah Aqilla yang kesal, menjadi pemandangan unik untuk Cakra dan Delano. Sesekali cowok berdua itu menatap satu sama lain, berbicara melalui mata tepatnya.

Tiba-tiba Cakra dikagetkan dengan ponselnya yang berdering. Ia segera mengambil ponsel yang ia letak disaku kanannya. Ia terkejut saat melihat nama yang tertera dilayar utama yang sedang meneleponnya— 'Mama'. "Sebentar," pamit Cakra pada Delano dan Aqilla.

Cowok ini segera menjauh, mencari tempat yang sedikit aman untuk berbicara urusan pribadi pada orang yang sedang meneleponnya di seberang sana.

"Halo?"

Cakra, kamu dimana?

"Lagi diluar, Ma. Kenapa?"

Bisa kamu nyusul kita ke Singapore? Ada yang harus Mama urus disini, sementara Wala ingin kamu menjemputnya.

Cakra tersenyum saat mendengar bahwa kembarannya akan kembali ke Indonesia.

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang