Chapter 3 | Maaf

1.4K 159 165
                                    

Selamat datang di chapter tiga.

Playlist | Judika - Tak mungkin bersama

-

Cakra Nuraga Pangestu

Cakra Nuraga Pangestu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- BAGIAN TIGA -

Biarkan tangan Tuhan yang berkarya untuk hidupmu, sehingga siap menjadi apapun yang 'Dia' inginkan.

-

Setelah kejadian dikantin tadi menghebohkan sekolah, dan menjadi perbincangan hangat di sekolah nya, Cakra merasa bersalah terhadap gadis itu. Tapi, Cakra mengurungkan niat untuk minta maaf kepada Aqilla, mungkin lain waktu. Cakra harus mengejar Delano yang sudah meninggalkannya dan beranjak ke kelas.

Cakra mendekati Delano yang masih memainkan ponselnya.

"Del ...?"

Tetapi, Delano tak merespon panggilan Cakra.

"Dellllll ...?"

Delano hanya berdehem kecil. Dengan gerakan cepat, Cakra menjulurkan tangannya, "sorry," lirihnya.

"Bukan ke gue," jawab Delano sambil menonton konten Youtube di ponselnya.

"Terus?" tanya Cakra bingung.

"Aqilla."

Deg!

Yang awalnya berdiri, kini Cakra langsung duduk di kursinya, "enggak. Gue nggak mau berurusan sama tu cewe lagi."

Delano yang muak dengan sikap pengecut nya Cakra akhirnya menatap Cakra disebelahnya, "sejak kapan lo jadi pengecut?" tanya Delano.

"Gue bukan pengecut. Gue cuma, gak mau lagi berurusan sama tu cewe gila."

"Lo yang gila," sentak Delano.

"Tuan Cakra yang terhormat, kayanya lo emang harus minta maaf sama si Penguin, deh," saran Jagat sambil menepuk pundak Cakra.

Karena badan gadis itu yang pendek, mungil, kulitnya putih, dan lucu, membuat Jagat selalu memanggil Aqilla dengan sebutan Penguin.

Tak heran, jika Aqilla banyak sekali dimusuhi oleh kaum hawa di sekolahan ini, karena Aqilla nyaris sempurna.

"Iya Cak, lo lihat diakun gosip sekolah, dengan cepatnya video lo nolak Aqilla dikantin tadi menyebar cepat, Cak."

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang