Chapter 25 | Keadaan Di Rumah Sakit

752 60 36
                                    

Selamat datang di chapter dua puluh lima.

Gimana nih? Siapa aja nunggu cerita ini up? Banyak nggak? Yuk di komen❤

Playlist | Yovie and Nuno - Merindu lagi

-

BAGIAN DUA PULUH LIMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BAGIAN DUA PULUH LIMA

Ternyata benar. Kita akan merasakan kehilangan setelah seseorang itu pergi.

***


Setelah dirawat 3 hari di rumah sakit, membuat keadaan gadis cantik yang tengah terbaring itu dalam kondisi membaik. Ventilator pun tidak dibutuhkan lagi, hanya selang infus yang masih setia menempel di punggung tangan gadis ini. Aqilla Clarissa Zanna, putri satu-satunya pengusaha kaya bernama Erlan Adijaya Brakara dan Alm. Karina Zenna.

Aqilla senang akan kehadiran kedua sahabatnya, yaitu Shina dan juga Bunga. Mungkin sudah hampir 3 jam mereka berbincang-bincang ringan. Awal dari mereka mulai bersahabat, hingga mereka bisa sampai sedekat ini sekarang.

"Gimana Qil? Kapan lo boleh pulang dan sekolah lagi?" tanya Bunga, "gue rindu tahu ngga ada lo di kelas," rengeknya manja.

Aqilla tertawa pelan. Bagaimana kedua sahabatnya ini rindu akan kehadirannya? Sementara, Aqilla tak pernah berbuat apa-apa pada temannya ini. "Bisa aja lo," katanya.

"Oh iya, Cakra ... udah jengukin lo?" tanya Shina berhati-hati.

Aqilla menggeleng pelan dan memainkan ujung selimut yang tengah ia kenakan itu, "Gue ngelarang dia untuk kesini."

"Kenapa?" tanya Shina.

"Shina Shina, masih aja ya lo tanya kenapa? Hei, sahabat lo ini sakit gara-gara tu cowok. Coba aja dia kemarin nerima ajakan Aqilla, gak akan kayak gini kejadiannya, kan?" protes Bunga menunjuk gadis yang duduk disampingnya ini, "gue setuju kok Qil, lo ngejauhin dia."

"Ya gue nanya aja Bung, mana tahu Aqilla otaknya lagi ngga jalan," ledek Shina pula.

"Heum...,"

"Cowok, semakin di kejar semakin besar kepala. Dia akan semakin ngerasa kalau wanitanya itu ngga bisa hidup tanpa dia. Giliran wanitanya udah pergi, baru deh ngerasain apa arti kehilangan. Cowo itu naif," ungkap Shina dengan pelan, tapi tajam.

"Tapi Delano ga kayak gitu," tepis Aqilla cepat, "nggak semua cowok kayak gitu kok Shin."

"Iya, emang engga sih. Bokap gue juga ngga kaya gitu."

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang