Chapter 2 | Sarapan Untuk Cakra

1.8K 178 201
                                    

- BAGIAN DUA -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- BAGIAN DUA -

-Aqilla Clarissa Zanna-

Semakin kamu ngejauh, semakin aku mendekat. Semakin kamu kasar, semakin aku lembut.
Kadang cinta sebodoh itu ya?

-

Silakan tonton Trailernya diatas.

***

Hari ini Aqilla bangun lebih awal. Oke, yang katanya Aqilla tidak boleh memberikan surat lagi untuk Cakra, kali ini ia membekali sarapan untuk Cakra. Aqilla memasak nasi goreng, ditambah 1 telur mata sapi dan goreng ayam.

Spesial.

"Qillaaa... sudah siap?" jerit Erlan, selaku ayahnya Aqilla.

"Sebentar Yah," pekik Aqilla, memasukkan bekal itu kedalam tasnya.

Dengan lari tergesa-gesa, Aqilla masuk kedalam mobil milik ayahnya. Rutinitas setiap pagi yang dilakukan oleh Erlan adalah mengantarkan putrinya berangkat sekolah. Tetapi jika sudah pulang sekolah, Aqilla lebih suka mengenakan Grab langganannya.

"Udah Yah, ayo jalan."

Erlan menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Erlan sedari tadi melirik anak gadisnya itu tak berhenti senyum.

"Semangat sekali anak Ayah, ada apa nih? Daritadi Ayah lihat kamu senyum senyum sendiri," goda Erlan.

"Ayah, Ayah tau nggak, laki laki yang selama ini Aqilla ceritain?"

Erlan coba mengingat kembali nama lelaki yang selalu diceritakan oleh anak semata wayangnya ini, "Cakra? Namanya Cakra bukan?"

Dengan gerakan yang antusias memukul pahanya sendiri, "Haa! Iya, Yah. Kemarin dia menemui Aqilla, Yah. Untuk pertama kalinya dia natap Aqilla, Aqilla seneng deh."

Erlan hanya mengusap rambut putrinya ini. Bagaimana bisa, putri imutnya ini sudah besar tanpa seorang Ibu.

Zenna, dia Ibu kandungnya Aqilla. Meninggal saat tengah memperjuangkan kelahiran Aqilla. Saat Aqila lahir didunia, saat itulah Zenna menghembuskan nafas terakhir.

Yang kuat, Aqilla.

Sepanjang perjalanan, Erlan setia mendengarkan curhatan si anak gadis.

Setelah 15 menit mendengar curhatan itu, akhirnya sampai juga di sekolah Aqilla.

"Qilla masuk dulu ya Yah, Ayah yang semangat kerjanya," ucap Aqilla, mencium punggung tangan Erlan. "Assalamualaikum."

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang