Chapter 42 | Jangan Pergi, Aqilla.

741 50 47
                                    

Sebelum membaca marilah menekan simbol bintang dipojok kiri gadget kalian, gaes!❤

Playlist | Rembulan - Devano Danendra.

- CHAPTER EMPAT PULUH DUA -

Semesta punya banyak rahasia. Cukup menunggu dan bersabar atas kejutan yang akan kamu terima.

***

Cakra terbangun dari tidurnya. Ia melihat seisi ruangan dan menatap gadis yang sedang terbaring lemah dihadapannya kini. Cakra menghela napas dengan lembut sembari menepis keringat yang mengalir deras dikeningnya.

Cowok tampan ini tersenyum dengan manis, mengingat perjalanan yang baru saja menghiasi tidurnya. Sayangnya, mimpi itu sangat buruk. Dimana ia bermimpi bahwa Aqilla meninggalkan semesta untuk selamanya.

"Alhamdulillah, Qil. Lo nggak ninggalin gue untuk selamanya," gumam Cakra menggenggam tangan kanan Aqilla dengan erat.

Perlu diakui, Cakra sangat takut jika wanita dihadapannya ini akan meninggalkannya. Entah kalian percaya atau tidak, Cakra kini mencintai gadis yang tengah tertidur dengan alat bantuan pernapasan disekeliling wajahnya.

"Udah bangun lo?"

Sahut suara dari pintu yang baru saja terbuka membuat Cakra menoleh kepadanya. Delano datang dengan membawa beberapa makanan dan cemilan untuk dimakan di ruangan ini.

Cakra mengangguk. "Udah," jawabnya.

"Cuci muka lo sana. Jelek muka lo," celetuk Delano menyindir Cakra dengan ucapan yang menohok.

"Ganteng lo?" balas Cakra tak kalah sadis.

"Asal lo tahu aja, ya, Aqilla pernah nembak gue. Cuman, karena gue kepikiran lo, gue tolak."

"Cih!" Cakra berdiri menuju wc ruangan itu. "Ngehalu terus, Bos!" ejeknya lagi.

Melihat Cakra telah mengosongkan kursi di samping Aqilla, Delano lah kini yang mengisinya. Membelai puncak kepala Aqilla dengan lembut. Berharap gadis ini akan sembuh dengan secepatnya dan kembali memberikan kenangan-kenangan manisnya.

"Penguinnya gue, cepetan sembuh, ya." Sedetik kemudian Delano mencium kening Aqilla dengan singkat.

Tak lama, Rakha masuk ke ruangan. Dengan mengenakan pakaian yang umumnya dikenakan dokter, Rakha lebih tampak dewasa kini. "Gue mau periksa Aqilla dulu," izinnya pada Delano yang mendapatkan anggukan dari pria itu.

Rakha mengecek keadaan adik tirinya itu. Memeriksa denyut nadi dan sebagainya.

"Gimana?" tanya Delano.

"Lebih mendingan dari sebelumnya," jawab Rakha. "Panasnya juga udah mulai turun," lanjutnya.

Disela percakapan itu, Cakra kembali dengan wajah yang sedikit tampak segar. "Ngapain lo?" tanya Cakra dengan sinis pada Rakha.

Delano yang mengerti akan sikap Cakra langsung menyentuh pundak Cakra. Memberi isyarat agar cowok itu mampu menjaga etikanya di ruangan tersebut.

"Gue ngecek keadaan adik gue," balas Rakha sedikit cuek.

Kalian tahu apa respon Cakra?

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang