Chapter 41 | Selamat Tinggal Semesta

712 65 86
                                    

Seperti biasa, budayakan vote sebelum membaca dan komen setelah membaca.

Info!

Part mengandung kekerasan, dan sebuah tangisan. Harap dianjurkan mengambil beberapa helaian tisu.

Terimakasih.

Playlist | Cinta Salah - Caitlin Halderman.

- BAGIAN EMPAT PULUH SATU -

Kita yang merancang, Tuhan yang menakdirkan. Semudah itu.

***

Bunga dan Shina dibuat heran oleh tingkah laku Aqilla. Dipanggil tak mendengar, disapa tak menjawab, ditegur tak dibalas.

"Bung, Aqilla kenapa, ya?" bisik Shina.

"Nggak tahu juga gue," balas Bunga.

"Dia sakit?"

"Kelihatannya sih, enggak."

"Tapi kenapa akhir-akhir ini Aqilla makai cardigan atau jaket terus?"

"Sakit mungkin," jawab Bunga.

Spontan Shina mencubit kecil lengan Bunga. "Kan, itu yang gue bilang!"

Bunga meringis akibat cubitan Shina. "Ya maaf, Shin," lirihnya.

Hari berganti hari. Sudah seminggu Bunga dan Shina kebingungan melihat tingkah Aqilla yang selama ini tidak ingin berbicara dengan mereka. Bahkan jika ada tugas sekolompok pun Aqilla lebih memilih untuk mengerjakan secara mandiri.

Bunga pun sudah beberapa kali bicara pada Delano, tapi tetap saja. Aqilla pun enggan berbicara banyak kepada sahabat lelakinya itu.

Sampai didetik ini pun, mereka semua berkumpul di kantin, kecuali Aqilla yang memilih makan sendiri di meja lain.

"Ini sebenarnya siapa yang salah, sih?" tanya Shina heran menatap Delano, Cakra, Jagat, Surya dan Bunga.

"Lo ada salah bicara, Bung?" tanya Surya kekasihnya.

"Enggak," jawab Bunga menggeleng cepat.

"Atau sama lo, Cak?" tanya Jagat.

Cakra hanya diam. Mencoba mengingat kembali apa yang terjadi belakangan ini. Perlu diingat-ingat, beberapa kali Cakra mencoba ke rumah Aqilla, rumah itu dalam keadaan sepi dan gelap. Begitupun dengan pulang sekolah, ia mencoba mengikuti Aqilla, tetapi cewek itu selalu hilang di persimpangan jalan.

"Iya?" tanya Jagat ulang.

"No," jawab Cakra.

"Berarti sama lo, nih, Del," tuduh Bunga spontan.

"Apaan, sih, lo," balas Delano jutek.

"Kayaknya gue punya ide deh, untuk mencari semua kebenaran ini," usul Surya.

"Apa?" tanya Shina.

"Gimana pulang sekolah kita semua ikutin Aqilla dari berbagai sisi. Cakra bilang, Aqilla selalu ngilang di persimpangan jalan. Nah, kita berpencar, Cakra dan Jagat sebelum persimpangan, Delano dan Shina sesudah persimpangan, gue dan Bunga di daerah rumah Aqilla, gimana?"

CAKRAWALA dan Aqilla (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang