Bab 19 Pengkhianatan Sakura [Veronica]

7 1 0
                                    

"Are you okay, Gie (Kamu baik-baik saja, Gie)?" Cheryl menyentuh lembut tangan Gretha.

"Aku baik-baik saja, Che, hanya ada beberapa hal yang membuatku bingung. Ada beberapa potongan yang harus kusatukan untuk membuat semuanya lebih jelas," jawab Gretha.

Cheryl dan Nyle bisa melihat luka yang tergambar dalam kedua mata Gretha. Sejujurnya, Nyle sama sekali tidak mau mengatakan soal itu. Namun, orang itu memintanya memberi tahu. Kalau saja dia bisa menyampaikan semuanya, dia akan memberitahukan sesuatu yang selama ini tersimpan rapat. Kunci untuk memecahkan semua misteri yang terjadi.

Gretha menumpukan kedua sikunya di paha, lalu mengacak rambutnya. Dia berusaha menggali dalam pikirannya hal yang masih tersembunyi. Berkat bantuan hipnoterapi, dia jadi lebih mudah mengingat semuanya. Terkadang, rasa sakit itu memang ada, tapi dia mampu menahannya. Sekelebat bayangan masuk ke dalam kepalanya.

"Hey! That's my phone! What are you holding it for? (Hey! Itu ponselku! Untuk apa kamu memegangnya?)" Gadis berambut blonde itu merebut benda di tangan Jenny.

"Why? Didn't I always open your cellphone since long ago? Then, why do you look displeased when I held it since three months ago? (Kenapa? Bukankah sejak dulu aku sering membuka ponselmu? Lalu, kenapa kamu tidak tidak senang saat aku memegangnya sejak tiga bulan lalu?)" Jenny menyilangkan kedua tangan di depan dada, lalu memandang Sakura.

"There's something you shouldn't read because it was for your birthday surprise. (Ada sesuatu yang tidak boleh kamu baca karena itu untuk kejutan ulang tahunmu.)" Sakura menyahut sekilas, lalu membalas pesan yang masuk.

"How can you do that (Bagaimana kamu bisa melakukan itu)?" Jenny merasakan suaranya bergetar.

"Do what (Melakukan apa)?" Sakura memandang Jenny dengan kening berkerut.

"I'm happy to go out with you. I like your kiss, Jason. I love you, Baby. (Aku senang bisa keluar denganmu. Aku suka ciumanmu, Jason. Aku mencintaimu, Sayang.)"

Sakura tampak terdiam, lalu memandang Jenny. Untuk sejenak, ada kepanikan dalam kedua matanya, tapi lalu musnah. Digantikan senyum tipis dan sorot mata angkuh. Melemparkan ponselnya ke atas tempat tidur, lalu duduk dengan menyilangkan kaki.

"Why, Ronnie? Why Jason? You know that we've been in a relationship for a long time. (Kenapa, Ronnie? Kenapa Jason? Kamu tahu kami sudah menjalin hubungan cukup lama.)"

"I'm not gonna answer that question, but I'll do whatever it takes to snatch Jason from you (Aku tidak akan menjawab pertanyaan itu, tapi aku akan melakukan apa pun untuk merebut Jason darimu)."

Jenny merasakan air mata menggenang di kedua pelupuk matanya. Memilih berbalik dan pergi dari kamar Sakura. Hatinya benar-benar sakit karena tidak menyangka kalau Sakura tega melakukan ini padanya. Menghancurkan tiga tahun persahabatan mereka.

BRAKKK!

Gretha membuka kedua matanya. Keringat membasahi wajahnya yang tampak terkejut. Dia menoleh memandang Cheryl dan Nyle yang telihat khawatir. Menghela napas sejenak dan menerima tisu yang disodorkan Cheryl padanya. Mengusap pelan keringat yang mengucur.

"Ada apa?" tanya Nyle.

Gretha menggeleng sebagai jawaban. Berusaha menenangkan napasnya yang tidak beraturan. Mendongak dan memejamkan mata menikmati sepoi angin yang membawa kesejukan.

"Kenapa Ronnie tega melakukan hal itu?" tanya Gretha tetap dengan kedua mata terpejam.

"Sebenarnya, Ronnie lebih dulu mengenal Jason karena mereka teman masa kecil. Sayangnya, Jason tidak pernah menganggap Ronnie lebih dari sekadar sahabat. Dia benar-benar marah saat tahu Jason lebih memilihmu daripada dirinya," jelas Nyle.

The Lost Memory [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang