Cheryl duduk diam di kursi sebelah ranjang. Di atas ranjang itu sendiri terbaring Jason yang belum juga sadarkan diri. Sudah dua hari dan kondisinya belum juga membaik. Menurut keterangan dokter, Jason kehilangan banyak darah dan satu peluru yang bersarang di dada, nyaris mengenai bagian vital.
Dia menoleh ke arah sofa dan tersenyum kecil melihat Nyle tengah tidur. Hanya mereka bertiga di ruangan itu. Thomas sedang pergi memberi keterangan pada pihak kepolisian, sementara Mary sedang keluar membeli beberapa barang.
Pandangannya kembali terarah ke Jason sejenak, lalu keluar jendela. Pikirannya masih dipenuhi dengan Gretha. Apakah Gretha berhasil keluar dari gedung itu? Di mana sahabatnya itu sekarang? Bagaimana kondisinya? Tidak terasa air mata kembali mengalir di pipinya.
"Kamu tidak lelah menangis terus?"
Cheryl merasakan elusan lembut di kepalanya. Dia menoleh dan memandang Nyle. Mengulas senyum kecil, lalu menyandarkan kepalanya ke dada bisa pemuda itu.
"Aku mengkhawatirkan Gie," lirihnya.
"Me too (Aku juga)," sahut Nyle.
Tok! Tok!
Terdengar ketukan di pintu yang mengusik perhatian mereka. Keduanya pun menoleh ke pintu melihat seorang lelaki berpakaian khas dokter masuk. Kerutan di kedua sudut mata membuat mereka tahu kalau dia tengah tersenyum. Mendekat, lalu memeriksa Jason dengan cermat.
"How's he (Bagaimana kondisinya)?" tanya Nyle.
"Good, stable (Bagus, stabil)." Dokter itu menatap mereka. "I can also see that you are okay (Aku juga bisa melihat kalau kamu baik-baik saja)."
Cheryl menunduk melihat tangan kiri yang berbalut kain kasa. "It's just a small wound (Ini hanya luka kecil)."
"Is there anything you wanna talk to me about (Apakah ada yang ingin kamu bicarakan denganku)?"
Nyle tertegun saat mata biru lautan dalam itu menatapnya. Tatapan yang begitu familiar, tapi ada keraguan dalam dirinya. Dia melihat kerutan di salah satu sudut mata dokter itu. Memperhatikan gerakan kecil meraih sesuatu di saku jas, lalu menyelipkannya di bawah bantal.
"Have a good day (Semoga hari kalian menyenangkan)!"
Setelah berkata seperti itu, sang Dokter pun pergi meninggalkan ruangan itu. Nyle bergerak ke tempat yang menjadi titik dokter itu berdiri. Melihat ke bawah bantal dan tertegun menemukan secarik kertas yang terlihat rapi. Dia pun meraih kertas itu, lalu membuka dan membaca isinya.
She is safe and okay (Dia aman dan baik-baik saja).
* * *
Dua orang pemuda menatap pria yang sedang duduk di kursi membelakangi mereka dengan ekspresi berbeda. Seorang dengan ekspresi geram dan kesal, sementara satunya dengan tatapan datar dan tenang. Ruangan tempat mereka berada hening, meskipun di situ ada lima orang.
"What now (Sekarang apa)?" Salah satu pemuda itu memutuskan membuka suara.
"I want her alive. Find her wherever she is! (Aku ingin dia hidup-hidup. Temukan di mana pun dia berada!)"
"Yes, Master! (Baik, Tuan!)"
Kedua pemuda itu membungkuk sejenak, lalu keluar dari ruangan itu. Berjalan menyusuri lorong, mengabaikan sapaan dari beberapa gadis yang menyapa. Sampai di satu titik yang sepi dan tidak diawasi CCTV, salah satu pemuda menarik lengan rekannya.
Mengawasi sekitar sejenak, lalu memandang pemuda itu. "Are you sure about this (Kamu yakin soal ini)?"
"Absolutely (Tentu saja)," jawab pemuda kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory [TAMAT]
ActionYA-Romance/Action Pertemuan dengan tiga orang asing di mal membuat hidup Gretha jungkir balik. Menjadi target bom di kafe yang membuat ingatan asing mulai masuk ke dalam pikiran bersama hadirnya Jason, pemuda yang menjadi malaikat penyelamat kala it...