***
akumanis Apa-apaan nih!
fansradena Wahhh akhirnya Kak Radena punya pacar^^
siapawénkepo_ ¹Teu ridooooooo. ¹Nggak rela;
bethany.siska WHAT? ARE U KIDDING ME?
putrirembulan Selamat ya!
kabogohjauh Ganteng sih, tapi seleranya bukan aku.
babuyeontan Masih kalah jauh. Cakepan dia kayaknya hikshiks.
pacar_cadangan Kalau kesepian, hubungin aku aja ya by? Muach:*
selingkuhanorang Aku terima kok kalau cuman jadi selingkuhan gén. Hayuk selingkuh!
pantangmaju Mundur nggak? mundur nggak? mundur nggak? mundur 'lah, masa nggak huhu.
asistenbapakkimtae Oh.
Foto yang di-post oleh Radena di Instagram beberapa menit yang lalu sangat mengejutkan. Baru 30 detik nangkring di beranda, fotonya sudah dibanjiri komentar.
Nona bukan tipe orang yang selalu mengulik sosial medianya. Meskipun dia punya, dia sangat jarang menjamahnya-selain hanya untuk mengunggah foto hasil jepretan kameranya saja. Karena itu, hanya dirinya yang tampak kalem dibandingkan siswi-siswi lainnya yang sudah kepanasan.
"Nona."
Nabila membuatnya menoleh dan menjeda kegiatan membacanya. Dia sedang membaca buku pelajaran Sejarah Indonesia.
"Kenapa?" sahutnya.
"Radena sweet juga ya ternyata sama lo," godanya dengan memberi kekehan. "Kayaknya dia emang pengen semua orang tahu deh."
Nona menautkan alisnya. "Kamu ngomong apa sih Bil?"
"Itu gelang dari Radena kan?" Nabila menunjuk gelang yang melingkar di pergelangan tangannya.
Nona membeku.
Dari mana Nabila tahu?
Nabila tersenyum menggoda. "Jadi kalian emang pacaran? Gue kira cuma bohongan."
"OMG, Na. Lo bohongin kita kan? Lo mau rahasiain hubungan lo sama Radena ya? Katanya cuma ngajarin Matematika." Thalia datang menuntut penjelasan.
"Kalian kenapa sih? Rame banget." Nona menghindari pertanyaan.
"Lo tuh jadi orang cuek banget sih, Na." Thalia benar-benar tak habis pikir. "Coba deh lo lihat Instagram-nya Radena. Barusan dia unggah foto-"
"Heh, Nona!" Siska yang baru memasuki kelas langsung menarik kerah almamaternya.
Kalau saja dirinya tak mampu menyeimbangkan tubuh, mungkin dia akan terjungkal dari kursinya. "Nggak sopan kamu!" sergahnya sembari menepis lengan Siska, menjauh darinya.
"Lo kali ini bener-bener kurang ajar, ya!" Siska mendorong bahunya sangat kuat.
"Biasa aja dong!" Nona membalas dorongannya. "Nggak jelas."
Nabila yang berada tepat di belakangnya hanya bisa menggigit bibir. Matanya saat ini saling bertukar pandang dengan Thalia yang berdiri di luar mejanya. Sedangkan yang lainnya sangat menikmati pertengkaran yang sudah kesekian kalinya terjadi di antara mereka berdua.
"Lo pasti udah pengaruhin Radena sama kegenitan lo kan? Mana ada Radena mau pacaran sama cewek kayak lo. Dasar flirty," decihnya.
"Saya nggak ngerti sama topik pembicaraan kamu. Tapi inget ini," Nona mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Siska, "saya, bukan cewek genit!"
Siska memainkan lidahnya di area pipi bagian dalam. Tangannya merogoh ponsel di sakunya, lalu menunjukkan postingan Radena yang membuatnya marah.
"Lo lihat! Ini tangan lo 'kan? Dan gelang ini juga gelang yang lo pake sekarang." Matanya melirik pergelangan Nona yang dihiasi gelang berliontin bunga mawar itu.
Nona mengernyit. Radena bikin drama apa lagi, sih? Jadi ini alasan dia-
"Jangan sok bego lo!" Terlihat rahangnya mengeras dengan mata yang mulai memerah. Siska sangat emosi. "Selama ini gue berusaha buat narik simpati Radena dengan susah payah. Tapi lo, murid pindahan yang baru beberapa hari dateng ke sini, udah mampu bikin Radena klepek-klepek. Lo main pelet, ya? Lo mau numpang tenar, jadi lo deketin dia? Hah?!"
Nona menghela napasnya. "Ini masih pagi lho. Nggak ada kerjaan yang lebih berbobot, gitu, daripada ngelabrak orang kayak gini?" Sindirannya membuat Siska menegang dalam sekejap. "Ngakunya kaum elite, tapi harga diri," Nona mendekatkan bibirnya ke telinga Siska, "murahan," bisiknya kemudian.
Kedua tangan gadis berponi itu mengepal. "Sialan lo," desisnya.
Nona tak merespons. Ia hanya memberikan sebuah smirk kepada Siska yang sekarang tak lepas menatapnya dengan tajam.
"Kenapa kamu nggak langsung tanya aja ke Radena? Kan dia yang nge-post fotonya. Bukan saya." Bibirnya tersenyum manis.
Siska mengenyak tangan dan kakinya dengan geram. Nona sangat menyebalkan. "Bitch," umpatnya sebelum meninggalkan kelas. Sepertinya dia merasa kalah dan malu atas ucapan si siswi baru yang begitu menohoknya.
Nona memandangi kepergiannya sesaat, lalu kembali menduduki kursi.
Terdengar Nabila membuang napasnya lega. Dia merasa sesak selama menonton perdebatan di depan matanya yang semakin panas dari hari ke hari.
"Na, lo bener-bener nggak ada takutnya jadi orang," cetus Thalia yang masih berdiri di depan mejanya. "Jangan sampe nanti lo kena masalah karena udah bikin dia malu barusan."
"Gue berharap lo nggak bakalan kenapa-kenapa Na." Nabila menepuk-tepuk pundaknya.
"Si Siska kalau udah murka, jiwa psycho-nya pasti meronta-ronta," ungkap Thalia dengan dramatis.
"Bener. Dan lo mesti tahu ini Na, dia tuh punya julukan di sini," tambah Nabila.
"Julukan?"
"Iya. The Childish Devil," beber Thalia dan Nabila dengan serentak.
Nona tertawa kecil. "Iblis yang Kekanakan? Cocok sih." Dia tak bisa berhenti tertawa.
"Ih, lo mah. Gitu-gitu, si Siska pernah bikin anak orang koma," celetuk Thalia.
Nona melotot. "Beneran?"
"Kaget kan lo? Mangkanya kita selalu bilangin supaya lo jangan macem-macem sama dia. Tapi lo batu banget," keluh Nabila padanya.
Dia menatap mata kedua temannya itu secara bergantian. "Kalian jangan lihatin saya kayak gitu. Jatuhnya, kalian yang kayak psycho."
Thalia menghembuskan napasnya kasar. "¹Mugia dipaparin kasalametan ti Gusti Allah nu Maha Kawasa," ucapnya sambil mengusap-usap punggung Nona. ¹Semoga selalu diberi perlindungan dari Allah yang Maha Kuasa.
"Amin." Nabila pun turut mengamini ucapannya.
Nona geleng-geleng kepala. Heran dengan tingkah laku Nabila dan Thalia yang berlebihan.
'
Satu kata buat Siska?
Instagram: raseraaaa
Tiktok: iamtehra
#radennona
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARK
Mystery / ThrillerCocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kasus yang menyeret nama sang papa membuat Nona terpaksa keluar dari sekolahnya di Jakarta, dan harus m...