***
Nona terduduk di depan meja belajarnya dengan wajah yang tampak dikejutkan oleh sesuatu hal. Tangan kirinya juga masih setia menutupi mulutnya yang terbuka. Dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.
Jadi---
Matanya melirik arah jarum jam. Sudah jam 11 lebih. Malam ini dirinya sama sekali tidak bisa tidur. Rasa kantuk seakan tak ingin menyentuhnya.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya. Tangannya mengepal kuat. Apa yang harus dia lakukan sekarang?
Setelah beberapa menit bergelut dengan pikirannya, dia bangkit dari duduk dan lekas berlari untuk menghampiri Calvin yang sudah terlelap di kamarnya.
"Kak," bisiknya dengan penuh tekanan. Tangannya tampak mengguncang-guncangkan badan sang kakak yang terbaring di atas ranjang, sembari memeluk bantal guling. "Kak, bangun."
"Apa sih Na? Kakak ngantuk," jawabnya dengan suara yang serak dan tak bertenaga. Matanya juga tidak terbuka sedikit pun.
"Nona perlu ngomong. Penting." Kedua tangannya masih setia memberi guncangan.
"Besok aja Na." Laki-laki itu malah mempererat pelukan pada gulingnya.
"Nggak bisa. Harus sekarang. Ini soal papa," katanya dengan suara yang pelan. Dia tak mau Maya mendengarnya.
Kedua kelopak matanya langsung terbuka lebar. "Papa?"
Nona mengangguk.
Calvin pun membangunkan badannya dan bersender pada headboard. "Ada apa?"
"Husttt." Nona sontak melotot dengan telunjuk yang ditekankan pada bibirnya. "Jangan kenceng-kenceng. Nanti mama denger."
Laki-laki itu mengangkat kedua alisnya. "Oke-oke," bisiknya kemudian.
"Kita ngobrolnya di kamar Nona. Ada yang mau Nona tunjukkin sama Kakak," ajaknya sebelum mengangkat bokongnya dari sisi ranjang, dan kembali ke kamarnya tanpa menunggu Calvin yang masih mengumpulkan nyawa.
Sembari mengucek-ucek kedua mata, dia pun turun dari ranjangnya dengan lesu untuk menyusul adiknya yang telah hilang dari pandangan.
***
Mulutnya menguap saat memasuki kamar Nona yang berada di bagian depan, jauh dari kamar Maya.
"Ada apa Na? Kamu juga tumben belum tidur." Kepalanya disenderkan pada dinding. Dia masih belum terlepas dari rasa kantuknya.
"Nona nggak bisa tidur," akunya sembari mengambil sesuatu dari bawah kasurnya.
Setelah menutup pintu, laki-laki brewokan itu berjalan dengan gontai ke arah ranjang untuk mendekati adiknya, yang sekarang sedang memegangi sebuah kotak penyimpanan barang berbentuk kubus. Sebuah keajaiban. Calvin tidak biasanya melakukan itu.
"Bukannya itu kotak punya papa?"
Nona mengangguk seraya menyenderkan punggungnya pada sisi ranjang. Kini mereka duduk lesehan di lantai.
Calvin hanya memerhatikan setiap pergerakan Nona dengan mata yang sesekali meliriknya.
Di dalam kotak tersebut tak banyak barang yang tersimpan. Hanya ada sebuah buku harian dan album foto. Barang-barang itu dikirim oleh pihak polisi beberapa hari setelah papanya meninggal.
Menulis adalah kesukaan David. Jadi, untuk menghilangkan jenuh, dia selalu menulis di dalam buku hariannya. Dan album foto itu sendiri dijadikan alat untuk melepas rindu kepada istri dan anak-anaknya. Menatap wajah keluarganya memberi sedikit kehangatan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARK
Misterio / SuspensoCocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kasus yang menyeret nama sang papa membuat Nona terpaksa keluar dari sekolahnya di Jakarta, dan harus m...