R1-47: •\》{°♤ <[]\¡□■?

6K 1K 90
                                    

***

Kedua sudut matanya sesekali melirik ke arah rumah di seberang. Calvin sedari tadi menunggu sosok Rudi keluar dari rumah. Tapi, sudah hampir tengah siang, laki-laki berkupluk itu belum juga membuka pintu rumahnya.

Aneh.

Dia menghela napasnya, kemudian terlihat mengedikkan bahu---memilih untuk fokus pada aktivitasnya. Dirinya mungkin terlalu berlebihan.

"Nona ada-ada aja," gumamnya dengan kepala yang digeleng-gelengkan.

Beberapa menit kemudian, kepalanya yang menunduk karena sibuk mengurusi motor, terangkat saat mendengar suara mesin motor yang baru saja dinyalakan. Keningnya sedikit berkerut.

"Tumbenan baru berangkat, Rud?" tanyanya dengan sedikit berteriak. Sebenarnya dia tipe orang yang tidak pernah tertarik untuk menyapa, atau sekadar berbasa-basi dengan orang lain yang tidak akrab dengannya. Namun, karena tuntutan misi, dirinya terpaksa harus melakukan hal itu.

Rudi yang baru saja akan memasangkan helm di kepalanya, menoleh dengan wajah yang datar. "Iya. Kebagian jam siang masuknya," sahutnya dengan seadanya.

Calvin menipiskan bibirnya dan manggut-manggut.

"Kalau gitu, gue cabut dulu, Vin," pamitnya sebelum melanjukan motornya, meninggalkan sepasang mata yang kini menyoroti kepergiannya.

Calvin yang sedari tadi terduduk di bangku kecil segera bangkit dan mendekat ke pagar. Dia ingin tahu ke mana arah tetangganya itu pergi.

"Mungkin arahnya emang sama, tapi tujuannya beda. Nona kayaknya terlalu suuzon deh sama dia."

Penasaran tentang sesuatu, Calvin pun berbalik untuk berlari memasuki rumah. Dia mengabaikan pekerjaannya yang belum usai.

***

"Oke," katanya setelah meraih ponsel dari dalam laci. Sekarang dia terduduk di tepi ranjang. Dirinya ingin melacak lokasi Rudi dari ponsel milik David yang kini sudah ada di tangannya.

"Where are u going, man?"

Keningnya mengerut selama memerhatikan layar ponselnya.

"Restoran Sunda Melati?" gumamnya dengan kepala yang memiring. Bibirnya sedikit mengerucut dengan pikiran yang berprasangka.

Tiba-tiba mulutnya membulat saat mengerti tentang sesuatu.

"Berarti, selama ini dia emang kerja di restoran. Bukan ngikutin Nona," katanya kemudian. "Nona kali ini terlalu parnoan. Orang searah, bukan ngebuntutin."

Calvin sepertinya tidak akan mencurigai Rudi lagi. Hal ini sudah cukup membuktikan.

Sesuai perjanjian, dirinya harus memberikan laporan tentang pelacakan yang sedang dilakukannya. Dia pun membuka aplikasi Whatsapp untuk mengabari adiknya.

Jarinya terlihat mengetikkan pesan menggunakan kode rahasia. Kode itu sudah dikuasai olehnya dan Nona sejak masih di bangku SD. David yang mengajarinya. Alasan David mengajari mereka sedikit konyol.

Hanya untuk bersenang-senang saja. Siapa tahu kalian akan memerlukannya suatu saat nanti.

Dan ya, ternyata itu berguna. Mempermudah mereka untuk tetap merahasiakan misinya.

Siapa tahu kan, manusia jahat itu nyadap ponsel kita.

Kiraan Nona menjadi penyebab kenapa kode rahasia itu digunakan.

Nona yang baru saja akan menyeruput minumannya, tertahan oleh notifikasi yang masuk ke ponselnya. Kedua alisnya terangkat. Sembari melanjutkan aktivitas minumnya, dia segera memeriksa notifikasi yang masuk itu.

CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang