***
Kamis, 09 Desember 2021
Sudah 5 menit Nona mengintip gerak-gerik si penghuni baru dari balik jendela kamarnya. Kini orang itu terlihat sedang menjemur pakaiannya di rooftop.
Apa pagi ini dia bakalan ngikutin lagi?
Dirinya benar-benar yakin kalau laki-laki itu memang berniat mengawasi keluarganya. Dan untuk membuktikan firasatnya, dia sudah merencanakan sesuatu.
"Itu anak seriusan tiap hari antar-jemput?"
Perhatiannya teralihkan pada sosok Radena yang baru saja memasuki pekarangan rumah dengan motor putih kesayangannya.
"Na! Ada Radena, nih!" Teriakan Calvin membuatnya menghela napas.
"Iya!" sahutnya dengan malas. Sebelum menjauh dari jendela, dia kembali mengamati laki-laki yang selalu memakai kupluk eiger di kepalanya. Kedua matanya sedang menyoroti Radena dan Calvin yang sedang berbincang di luar.
"Tuh kan. Tatapan matanya mencurigakan." Prasangkanya semakin kental. Tak bisa dielakkan, dirinya sangat mencurigai laki-laki berkupluk itu.
"Nona!" Panggilan Maya akhirnya membuatnya menjauh dari jendela.
"Iya Ma!" Dia pun lekas meraih ranselnya yang tergantung di pintu dan segera keluar dari kamar.
"Raden udah sarapan?"
"Udah kok Tante," jawabnya dengan memberi senyuman tipis. Nyatanya, Radena sedang berbohong. Dirinya sudah hampir meninggalkan rutinitasnya itu semenjak Marina meninggal.
Samar-samar gadis itu menangkap pembicaraan antara mamanya dengan Radena. Dia hanya melipatkan bibirnya, karena merasa bosan setiap pagi harus disuguhi wajah mengesalkan dari laki-laki yang sekarang sudah berada di hadapannya.
"Na, kamu yakin sama rencana yang semalam?" Bisikan Calvin membuatnya menoleh.
Nona terdiam beberapa saat sebelum mengangguk. "Iya," balasnya dengan yakin.
"Ya udah. Tapi kamu harus hati-hati, ya? Jangan sampai ketahuan. Nanti Kakak kasih tahu kalau udah terhubung. Terus juga, Kakak bakalan mantau orang itu dan kabarin kalau ada yang aneh."
Tak ada suara. Gadis itu hanya memberikan acungan jempol.
"Ayo berangkat Na." Ajakan Radena membuat perbincangan kakak-adik itu tersela.
"Nona berangkat dulu ya Ma," pamitnya sembari mengecup punggung tangan Maya. Tak lupa juga dia melakukan hal yang sama kepada kakaknya, Calvin.
Radena juga begitu. Dia mengekori perlakuan Nona pada Maya, kecuali kepada Calvin. Sangat menggelikan bila dia harus melakukan hal itu juga.
Saat dirinya melewati rumah di seberangnya, dia melihat laki-laki itu keluar dari rumah dan terlihat sedang membuang kantong sampah, ke tempat pembuangan sampah di pinggir jalan. Wajahnya datar. Tidak ada ekspresi sama sekali.
Satu hari sebelumnya....
"Hi Bro," sapa Calvin dengan sok ramahnya. Sebenarnya dia sangat malas untuk tersenyum, tapi Nona mendesaknya. "Ini, ada makanan. Masakan mama gue. Katanya biar bisa kenalan."
Hening. Suasananya sangat canggung.
"Kayaknya umur kita nggak jauh beda. Bisalah, kita rada akrab, dikit. Soalnya di sini rata-rata masih anak sekolahan. Jadi gue nggak ada kenalan yang sepantaran."
Nona memerhatikannya dengan sangat menohok. Sepertinya dia tipe orang yang suka bicara dengan singkat dan seperlunya saja.
"Thanks," katanya setelah menerima bingkisan makanan dari tangan Nona.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARK
Mystery / ThrillerCocok untuk kamu peminat cerita dengan genre #misteri dan penuh #tekateki, juga berbalut #action serta #scifi yang dilatarbelakangi #balasdendam. Kasus yang menyeret nama sang papa membuat Nona terpaksa keluar dari sekolahnya di Jakarta, dan harus m...