R1-24: ¤\~\◇ }<{ ♧°□■}?

6.8K 1.1K 164
                                    

***

Radena dan Nona keheranan dengan sikap Calvin yang tampak sangat aneh. Sesekali, mereka berdua bertukar pandang.

"Ayo diminum dulu jusnya Rad. Seger, lho," tawarnya seraya menyodorkan segelas jus mangga dengan wajah yang dibuat sangat ramah. "Ini buat kamu Na. Minum dulu, biar otaknya fresh." Tangannya mengacak-acak rambut Nona dengan lembut. Tak lupa dia juga memberikan seutas senyuman yang sangat manis kepadanya.

Radena menerima segelas jus itu dengan tersenyum kaku. Sikap Calvin padanya kali ini berbeda. Sangat bertolak belakang dengan sikapnya di pertemuan pertama.

"Kakak kenapa?" tanya Nona kemudian.

Calvin menoleh padanya. "Kenapa apanya?" tanyanya dengan wajah yang sangat polos.

Nona tak bisa berkata-kata lagi. Calvin tak seperti biasanya. Apa dia sedang mencoba menarik simpati dari Radena? Sepertinya iya.

"Ya aneh aja. Kayak kesambet setan baik."

"Emang ada, setan baik? Setan mah ya setan aja Na."

Radena mengulum tawanya. Perkataan Nona memang terdengar konyol.

"Nah, itu. Kelakuan Kakak kan biasanya kayak setan. Suka nguji kesabaran, suka gangguin Nona, suka jail, suka bikin Nona kesel. Terus sekarang jadi adem gini. Aneh banget kan kalau setan jadi baik?"

"Kamu kalau ngomong suka bener." Calvin mencubit hidung Nona dengan gemas. Dia terlihat legowo menerima komentar dari adiknya itu. Tak ada bantahan sama sekali, dan itu sangat aneh di mata Nona.

Nona benar-benar dibuat keheranan. "Kakak kayak psikopat yang biasa Nona tonton di film deh," katanya dengan bergidik. "Istighfar Kak. Astaghfirullah, gitu."

"Apa sih Na. Kakak nggak kesurupan, ya."

"Pokoknya Kakak aneh banget. Caper ya sama Radena, karena udah tahu kalau dia itu cucunya yang punya sekolah?" Celetukannya membuat laki-laki itu melotot.

"Yey, fitnah aja. Emangnya nggak boleh memuliakan tamu?" dalihnya.

Nona pun menghela napasnya. "Iya deh, iya. Terima kasih ya. Sekarang Kakak boleh pergi. Kami mau belajar," usirnya.

"Iya-iya. ¹Hayu Rad. Enjoy, ya. Anggep aja rumah orang. Oke?" ¹Mari;

Radena hanya manggut-manggut dengan bibir yang terlipat ke dalam. Tingkah Calvin sangat kocak.

"Lanjutin kerjain soalnya," suruh Nona seperginya Calvin.

Radena mendelik. "Iya bentar dong. Haus nih," jawabnya setelah menyeruput jus itu dari gelasnya. Ia pun segera melanjutkan pekerjaannya, menyelesaikan soal limit yang diberikan oleh Nona.

Lieur ah," keluhnya. ²Nggak ngerti/Bingung;

Nona tak menanggapi. Matanya tampak sangat serius memerhatikan layar ponselnya.

"Nano?" Panggilan Radena mengalihkan perhatiannya.

"Kenapa?"

"Lo serius amat mainin hapenya. Kan perjanjiannya, lo juga nggak boleh mainin hape. Gimana sih," protesnya.

"Bentar-bentar. Ini saya lagi baca berita dulu," balasnya dengan mata yang kembali menatap layar ponsel.

Radena mengerutkan keningnya kuat-kuat. Dia jadi penasaran.

"Emangnya berita apaan sih, No?"

Nona meliriknya sesaat. "Ini, ada kasus plagiasi. Mana yang diplagiat cerita dari penulis favorit saya, lagi."

CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang