R1-46: <°~°|°¡?

5.7K 1K 44
                                    

***

Jari-jarinya dengan gesit memutar satu per satu digit password pada tombol kombinasi. Terdengar suara sensor yang menandakan kalau kata sandi yang dimasukkan sudah benar dan kunci pun terbuka. Kini 3 pria itu saling melempar pandang. Tampak dengan jelas ada beberapa kertas putih dan ... uang.

"Untung saja dia tidak berhasil membuka brankas ini," ucapnya seraya menutup kembali pintu brankas itu.

Adiguna menghela napas. Salah satu tangannya berkacak pinggang dan satunya lagi terlihat melonggarkan dasinya.

"Syukurlah," katanya setelah terduduk di sofa.

"Bagaimana bisa dia mengetahui ruangan ini?"

Adiguna dan Setyo menoleh kepadanya dengan seksama.

"Saya juga tidak tahu. Tidak ada yang tahu tentang ruangan ini kecuali kita," jawabnya sebelum menyeruput minuman kaleng yang baru diambil dari lemari pendingin. "Dan yang membuat saya keheranan, dia sampai punya sidik jari saya. Sepertinya dia memang sengaja ingin memasuki ruangan saya."

Damar dan Adiguna saling tatap.

"Apa benar, bukan guru pengganti itu?" Pertanyaan Adiguna lebih seperti sangkaan.

"Bukan. Kalian sudah lihat sendiri kan rekamannya? Penampilannya saja berbeda. Sudah pasti mereka juga 2 orang yang berbeda."

Damar mengangguk-anggukkan kepalanya. "Iya juga. Mustahil kalau dia bisa merubah penampilannya dengan begitu singkat. Kecuali kalau dia pesulap."

Gelakan tawa terdengar. Mereka sepertinya tidak lagi mencurigai si guru pengganti.

"Tapi bisa saja. Zaman sekarang sudah banyak teknologi yang bisa digunakan sebagai ajang penipuan. Mungkin---"

"Pak Adiguna, hal itu cuma ada di film-film. Tidak mungkin terjadi di lingkungan kita." Damar menyanggah pemikirannya.

Adiguna pun terdiam. Seharusnya dia tidak berpikiran sejauh itu.

"Baiklah, kita bicarakan hal lain saja sekarang." Pria itu menegakkan duduknya yang semula bersandar pada sofa. "Saya mendapatkan tawaran yang nilainya sangat besar. Dua kali lipat dari sebelumnya."

Setyo dan Damar pun turut menegakkan duduknya.

"Sudah kamu terima?" tanya Setyo dengan antusias.

Adiguna menggeleng sembari menyeruput minuman kaleng yang terlihat segar itu. "Belum. Hari ini saya akan mengadakan pertemuan dengannya."

"Anda yakin akan aman?" Sepertinya Damar yang paling khawatir.

"Tenang saja. Saya sudah mengatur semuanya selama ini. Buktinya, saya selalu lolos," balasnya dengan diakhiri tawaan. Dia sangat membanggakan dirinya.

***

Ada alasan kenapa anak-anak di kelas 11-1 sangat tidak bergairah. Pelajaran Sejarah mungkin menjadi pelajaran paling membosankan bagi mereka. Banyak memori yang dibutuhkan untuk satu materi pelajaran ini. Itu alasannya. Penanggalan, nama-nama, dan peristiwa di masa lampau harus mereka ingat. Memang seharusnya seperti itu. Karena pada dasarnya, walaupun membosankan, Pelajaran Sejarah memiliki banyak fungsi tersendiri bagi manusia. Salah satunya sebagai sumber inspirasi. Kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau, sangat berpengaruh di masa kini. Betapa pentingnya masa lalu untuk dijadikan sebuah pembelajaran yang baik. Bukan begitu?

"Jepang membentuk suatu perkumpulan bernama Gerakan Tiga A, untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia. Gerakan ini didirikan pada tanggal 29 Maret 1942," tutur Bu Ayes sembari sesekali mengarahkan pandang, kepada whiteboard yang sekarang sedang menampilkan tampilan powerpoint dari sorotan proyektor.

CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang