R1-52: 》\|¿[<}●?

5.9K 998 100
                                    

***

Pandangannya teralihkan pada sebuah mobil Sport Honda berwarna merah yang berhenti di depan pagar rumah. Calvin sama sekali belum lepas memerhatikan mobil itu, hingga seorang laki-laki berkacamata keluar dari dalam sana.

Sakedap nya, A," katanya kepada seorang pria yang terduduk di bangku tunggu. Dia pemilik motor yang sedang di-service oleh Calvin saat itu. ¹Sebentar ya, Mas;

Muhun A, mangga." ²Iya, silakan;

Calvin berjalan menghampiri laki-laki berseragam sekolah yang sedang menuju ke arahnya.

"Permisi."

"Iya. Siapa ya?" tanyanya dengan... jutek. Wajahnya pun sangat menggambarkan kejutekannya itu.

Mendapati sambutan yang dingin, dia menelan salivanya dalam-dalam.

"Maaf ganggu. Saya Radit."

Kedua alisnya terangkat dengan bibir yang menekuk ke bawah. Dia juga menyorotinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Membuat Radit keheranan dan turut memeriksa penampilannya.

Ini orang kenapa, sih?

"Mau apa ke sini?" tanyanya kemudian. Memastikan sesuatu.

"Ada perlu sama ... Nona," balasnya dengan gugup. "Ini, rumahnya 'kan?"

Calvin mengangguk, membetulkan.

"Siapanya? Temennya?" Dia belum berhenti mengintrogasi.

Radit terdiam. Temen?

"Uhm, iya. Temen sekelasnya."

"Oh. Nona belum balik, sih. Tapi lo bisa nungguin dia di dalem. Bentar lagi kayaknya balik, dia."

Radit mengangguk berat. Dia pun melangkahkan kakinya, mengekori Calvin yang akan mengantarnya ke dalam rumah.

Kéla nya, A. Aya tamu," ucapnya saat melewati si pelanggan yang sedang menikmati rokoknya. ³Sebentar ya Mas. Ada tamu;

"⁴Muhun A. Kaleum wén. Teu rusuh, da," balasnya dengan ⁵legowo. ⁴Iya. Santai aja. Nggak buru-buru kok; ⁵Senang hati;

Calvin tersenyum tipis. "⁶Dikantun heula atuh, nya?" ⁶Saya tinggal dulu kalau gitu, ya;

Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya. Mempersilakannya untuk pergi.

"⁶Hayu," ajaknya pada Radit yang sedari tadi menontoni kegiatannya. ⁶Ayo;

Setelah menghela napas, dia pun kembali membuntutinya sampai masuk ke dalam rumah.

Kedua matanya terlihat memerhatikan keadaan rumah yang tampak sederhana dan tak banyak furniture yang tertata. Tapi dia merasa nyaman. Suasananya sangat damai.

"Gue ke belakang dulu. Lo duduk aja di sini," katanya sebelum pergi ke dapur, menyiapkan sedikit suguhan untuk tamu dadakan itu.

"Thanks," balasnya sembari menyamankan posisi duduknya.

Sekarang, dia hanya seorang diri di ruang tamu. Pandangannya diedarkan ke seluruh sudut, seperti sedang mencari sesuatu. Kepalanya menoleh sedikit ke arah dapur, memeriksa keadaan. Dirasa aman, tangannya masuk ke balik almamater untuk merogoh sesuatu di saku dalamnya. Dia mengeluarkan beberapa foto yang sudah dicetak berukuran 2R. Itu foto yang dia dapatkan dari E-mail yang masuk ke komputer papanya waktu itu.

Orang suruhan papa pasti penghuni salah satu rumah di sini.

Satu hari sebelum Radit memutuskan untuk pergi ke rumah Nona....

CIRCLE OF LIES - SHADOW IN THE DARKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang