.15

62 40 30
                                    

Elo membuka pintu toilet perlahan.

Regina disana, melebarkan lubang sakunya mencermat. Ia mengulurkan tangannya masuk, mencari-cari. Suara dering masih berbunyi.

Regina tersentak sesaat mendengar pintu dibuka. "Eh anjim! Lah..."

Elo menatap layar handphonenya. Ia menatap saku Regina, suara dering balasan.

"Kok... handphone Steven ada di lu..."

"Te- terus?! Lu ngapain disini?! Keluar lah anjim!" ujar Regina kencang.

"Gw gabakal keluar sampe lu jelasin kenapa."

"Apa apaan- ini handphone gw!"

Elo meraut datar, memutus saluran suara. Suara dering dari saku Regina berhenti.

Elo menelepon Steven kembali. Suara dering berbunyi lagi.

"Kenapa handphone Steven ada di lu?" tanya Elo mengernyit. Kali ini Regina tak membalas, tak bisa berbohong lagi.

"Ya itu karena.... karena...  aduh. Susah jelasinnya." Regina menurunkan nadanya.

"Gw dah bilang. Gw gabakal keluar sampe lu jelasin kenapa."

"Emmm... jangan kasitau siapa-siapa ya. Yang baru tau cuma temen-temen kita itu. Gw awalnya mau kasitau hal ini ke lu, tapi-"

"Mereka tau??"

"Ya- nggak- gw-"

Elo membuang muka. Ia tidak percaya. Selama ini, teman-temannya, tau??

"Gimana ya jelasinnya." Regina menggaruk-garuk kepala, "Plis lu jangan kasitau-"

"Apa? Kenapa?"

"Karena ini ga masuk akal banget. Gw juga ga ngerti kenapa. Tapi emmm... sekarang... gw bisa sulap."

Elo semakin bingung. "Sulap??"

"Ya. Nih liat." Regina memunculkan sebuah kartu remi dari belakang telapak tangannya, menyembunyikannya lagi. Regina membalikkan telapak tangannya, kartu itu hilang. "Gw bisa ngelakuin trik sulap! Ga cuma ini aja... gw juga bisa begini..."

Apa Elo tak salah dengar? Apa hubungannya antara ia bisa melakukan trik sulap dengan Steven??

"Tunjukin kantong lu." Elo tak sabar. Ia bergegas memasukkan tangannya.

"Hei!" Regina terkejut, memunculkan lalu melempar kartu remi ke arah Elo dengan cepat.

Elo terkejut pula, spontan memgangkat butterfly knifenya dari saku seperti magnet, membelah kartu remi itu.

PLAK!

Hening.

Belahan kartu jatuh ke lantai. Elo dan Regina saling terbelalak, bingung.

Elo menatap butterfly knifenya. Ini sudah kedua kali ia bisa menarik butterfly knife seperti magnet. Ajaib.

Regina menatap butterfly knife Elo. Apa-apaan tadi?! Butterfly knife Elo berubah menjadi besi??

Elo menatap Regina. Regina melihat setiap detik kejadian itu.

Ia tak berpikir panjang. Elo menaruh kembali butterfly knifenya ke dalam saku, menjulurkan tangannya ke dalam saku Regina. Regina tak melawan.

Elo terkejut tangannya dapat jeblos masuk dalam sekali, sedalam sumur air. Bahkan dalamnya tidak setinggi saku kantong Regina yang hanya beberapa centimeter.

Regina benar juga. Ini tak masuk akal.

Elo mengeluarkan tangannya. Begitu aneh. Kantong itu terlihat hanya seperti kantong saku biasa, tetapi di dalamnya luas, lebih luas daripada yang terlihat.

Butterfly KnifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang