Tidak ada istilah salah atau benar dalam mencintai. Siapa yang bisa menebak kemana perasaanmu akan berlabuh ujungnya? Pun begitulah yang terjadi pada Arjuna.
Jujur Arjuna tidak pernah punya pengalaman buruk dengan wanita dan toh selama ini bukan perkara sulit baginya untuk bisa dekat dengan kaum hawa. Hanya saja, belum pernah ada perasaan berbeda ketika ia berinteraksi dengan mereka. Namun, rasa itu malah muncul tanpa etika saat Arjuna akhirnya bertemu dengan Yoga.
Mereka berkenalan di tahun kedua sekolah menengah atas. Yoga si anak baru dengan segudang daya tarik, membuatnya gampang membaur di sekolah.
Menurut Arjuna, Yoga itu terlalu baik. Hingga kerap mengalami putus cinta dengan alasan yang sama, diselingkuhi. Dan setiap kali Yoga galau, orang yang selalu ia temui untuk berbagi kisah sedih, adalah Arjuna.
Mereka bilang cinta datang karena terbiasa. Mungkin inilah maksudnya. Arjuna juga tidak tahu kapan tepatnya ia mulai melihat Yoga dengan perasaan berbeda. Bukan lagi sebagai teman, Arjuna secara resmi jatuh cinta.
Terdengar gila. Ya, Arjuna tau. Karena itu dia menyembunyikannya. Dari semua teman-teman mereka dan yang paling utama, dari Yoga sendiri. Arjuna pikir dia sudah cukup ahli mengkamuflase perasaan dari orang-orang, namun ternyata ada saja satu oknum yang menyadari kebenaran itu.
Her name is Rulia. The stranger girl who come out of nowhere. Asking Arjuna to be her boyfriend on their first talks and makes everything sounds crazy.
Now she came again today. As she should.
"Kafenya belum buka, Rulia." ujar Arjuna.
Rulia mengangguk seolah jawaban Arjuna sudah ia ketahui, "Gue dateng bukan sebagai pengunjung kok."
Belum sempat Arjuna bertanya apa maksudnya, tiba-tiba Yoga muncul dari arah dapur. Lalu melempar senyum ramah pada Rulia.
"Eh udah datang, Li?" sapa Yoga, kemudian menoleh sekilas ke Arjuna, "Jun kenalin nih Rulia. Staff baru kita. Lia, ini Juna, lo udah tau lah ya, barista kita."
Rulia tersenyum. Sementara Arjuna be like: ?????????
"Yog, apa-apaan nih? Lo gak pernah ngasi tau gue bakal ada perekrutan staff baru?"
"Ya gapapa lah, Jun. Kita juga kan lagi kekurangan staff semenjak Jendra cabut."
"Tapi kan—"
"Jun," Yoga menyela sambil menepuk pelan pundak Arjuna, "Selow. Gue gak ngelarang pacaran sesama rekan kerja kok. Hubungan kalian gue restui asal tau waktu dan tempat aja. Jangan ngebucin mulu lu di jam kerja."
Arjuna semakin syok. Karena... KOK YOGA BISA TAU SOAL ITU?!
Dengan spontan Arjuna melirik ke arah Rulia yang masih berdiri dengan anteng disana. Seolah-olah tidak mendengar obrolan kedua lelaki didepannya itu.
"Jadi, kapan gue bisa mulai kerja?" tanya Rulia setelah yakin Yoga dan Arjuna telah selesai berbicara.
"Oh, bisa mulai sekarang kok. Hari ini gue ada kelas full btw, jadi pamit dulu ya," Yoga meraih tas di atas meja dan menyampirkannya ke sebelah lengan, "Selamat bekerja manteman!"
Yang langsung Rulia balas dengan melambaikan tangan penuh suka cita, "Bye, Yoga! Belajar yang rajin ya!"
Setelah figur Yoga menghilang dibalik pintu kafe, Arjuna buru-buru menahan lengan Rulia yang kini sedang berusaha memakai apron di tubuhnya.
"Motif lo apa? Gak cukup kita pacaran aja, terus sekarang lo mau ngelibatin diri sejauh ini juga?"
Rulia hanya balas menatap Arjuna miris, "Emang ya orang kalau ngelakuin kesalahan itu bawaannya panik. Lo tenang aja. Gue disini tuh pure mau kerja. So, just be profesional and forget about our personal business. Got it?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Labyrinthine
FanficSemesta Arjuna sudah cukup rumit dan tambah rumit lagi begitu dia mengenal Rulia. written on: March 1, 2021 - Jan 23, 2022. ©RoxyRough