'September 13th, 2000.'
Adalah keterangan waktu kematian yang tertulis di kedua nisan bersisian itu. Dua bulan setelah kelahirannya, mereka juga pergi. Rulia tak memberi doa atau apapun di sana, hanya berdiri dengan sepasang buket bunga di tangannya. Lima belas menit kemudian barulah ia meletakkan bunga itu di atas kedua makam, sebelum membalikkan badan.
Pandangan Rulia langsung bertemu dengan seorang wanita. Tampak sudah sengaja menunggu di belakangnya. Orang yang paling ingin Rulia hindari.
"Kamu baru sempat datang hari ini ya? Nggak apa-apa, saya juga kok," sapanya sambil tersenyum lembut, "Setelah ini mau makan siang bareng? Saya sengaja menyiapkan bekal tadi."
Rulia bergeming. Sedikit menunduk ia lantas berlalu. Melewati wanita paruh baya itu beserta laki-laki yang berdiri di sampingnya.
"Lia..."
"Tiar," laki-laki itu menggeleng. Seolah menahan istrinya untuk mengejar Rulia.
Setelah Rulia berhasil keluar dari taman pemakaman, lenguhannya mengudara. Tepat ketika itu ponselnya pun bergetar. Ada pesan masuk.
+628129080xxxx
Kamu mau kerja ya?
Gpp mungkin lain kali aja
kita makan barengnya...
Setelah nyekar, nanti saya antar
ke apart kamu ya bekal ini
Jangan lupa dimakan...Membaca itu, niat Rulia yang tadinya ingin pulang ke apartemen, langsung berubah haluan. Rulia tidak akan pulang hari ini. Lalu dimanakah sebaiknya ia mengungsi?
Kebetulan sekarang adalah day-off Rulia di Hoca dan ia juga belum mencari part time job lain seperti rencananya. Mungkin karena kemarin Rulia terlalu sibuk dengan tugas wawancara kampus. Lagi pula mencari kerja di Indonesia tentu tidak semudah itu.
Sampai netranya tak sengaja membaca pengumuman lowongan kerja di depan salah satu studio foto. Entah sejak kapan Rulia berjalan sambil melamun dan tak sadar melewati tempat itu. Membaca sekilas isi pengumuman itu, maka Rulia memutuskan ia akan mencobanya.
Sewaktu mendorong pintu, ternyata dari sisi yang berlawanan seseorang sudah lebih dulu menarik gagang yang sama. Hingga mereka berakhir bertabrakan kecil di depan pintu.
"Eh sorry." gadis itu menunduk. Rulia pun demikian. Saat bertatapan, Rulia tertegun. Gadis di depannya terlihat sangat cantik.
"Mbak model di sini ya?" tanya Rulia.
"Hah? Oh, iya... Freelancer sih. Mbaknya juga model yang baru ya? Eh bentar, kayak pernah liat," gadis itu mengeluarkan ponselnya, memastikan, "Oh? Bener kan. Lo Rulia yang di ig kampushits? Kita satu kampus btw."
Rulia terperangah. Secara alami ia pun mengulurkan tangan, mengajak berkenalan, "Ah, iya, gue Lia. Lo?"
"Karina."
Keduanya lalu saling bertukar senyum. Rulia agak terbantu setelah berkenalan dengan Karina. Sebab gadis itu ujungnya menemani Rulia mendaftar sebagai model freelancer disana. Dan sedikit bercerita, Rulia pun jadi tahu kalau Karina itu pacarnya Jendra. Yang artinya ia masih satu circle pertemanan dengan Arjuna.
Menarik bagaimana Rulia bisa merasa jalur hidupnya kini mulai sering bersinggungan dengan semesta Arjuna. Seakan masing-masing dari mereka benar-benar saling berkorelasi.
Tak lama Karina pamit karena masih ada urusan lain. Rulia mengangguk. Sekilas berbincang, Rulia bisa menebak kalau Karina itu adalah tipikal gadis yang pendiam, berbeda dengan ingatannya tentang Jendra—sebelum lelaki itu ke Jepang—yang notabene terkenal sebagai sosok social butterfly.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] Labyrinthine
FanficSemesta Arjuna sudah cukup rumit dan tambah rumit lagi begitu dia mengenal Rulia. written on: March 1, 2021 - Jan 23, 2022. ©RoxyRough