🕸 Life Struggle

4.2K 946 130
                                    

"Eh, udah liat postingan forum FIKOM yang dibagiin di grup kemarin belum?"

"Udah! Yang dosen sama mahasiswi ke gep masuk hotel itu kan?! Parah anjir. Itu beneran dari jurusan kita?"

Rulia instan menghentikan langkah. Tak sengaja mendengar pembicaraan dari dua orang gadis di sisi sebelahnya, ketika ia kebetulan melewati mereka usai kelas hari itu. Rulia jelas tak bisa abai dan terus berjalan mendengar sekilas isi gosip tersebut, jadi dia memilih mematung pada posisi di belakang bangku mereka sembari berpura-pura membuka ponselnya.

"Denger-denger yang dosen itu katanya Mr. Flyn cuma muka ceweknya gak gitu jelas sih."

Darah di pembuluh Rulia serta merta berdesir kasar. Seiring dengan degup jantungnya yang kini memacu tak tenang.

"Ih, tapi yakali masa Mr. Flyn sih, beliau tuh terkenal paling galak ke mahasiswi atau mahasiswa trus sayang banget sama keluarganya. Nggak mungkin banget deh."

"Iya juga. Janjangan hoax doang. Tau sendiri anak Jurnalistik suka iseng bikin berita hoax biar postingannya viral."

Ok. Cukup dengan mendengar, Rulia beralih menginterupsi saja barang sejenak. Maka ia menyampingkan badan, lalu agak mencondong dari posisi itu.

"Hm, permisi." sapa Rulia. Dua gadis itu sontak menoleh berbarengan dengan kaget. Rulia mengawali dalam senyum, "Boleh minta link forum itu nggak?

Meski agak kikuk dua orang tadi sejatinya mengenali Rulia sebagai sesama anak jurusan Jurnalistik, "Lo Rulia kan? Emang belum masuk grup FIKOM sampai sekarang?"

"Iya. Gue bahkan gak tau ada grup gituan di facebook. Udah nggak main lagi soalnya." jelas Rulia, jujur.

Untungnya dua orang gadis itu juga mempercayainya lantas mereka kemudian berbagi link itu pada Rulia tanpa asumsi apapun. Rulia pun mengucapkan terimakasih sebelum beranjak dari sana.

Meski jadwal kelas sudah tidak ada dan shift part-time lagi libur hari ini, gadis itu urung untuk pulang sekarang. Ia memilih duduk di salah satu bangku taman fakultas sambil meneliti artikel yang dibagikan pada sebuah postingan di facebook grup FIKOM itu.

Sekian menit membaca tuntas, lenguhan lega menguar dari bibir si puan. Syukurlah banyak yang berpikir itu hoax karena kamera si penguntit tidak berhasil menangkap wajah dari dua orang di dalam foto tersebut.

Tapi bukankah ini seperti peringatan kecil untuknya? Jika Rulia kebetulan terselamatkan saat ini belum tentu di masa depan ia bisa mendapatkan keberuntungan yang sama. Maka dari itu, Rulia berpikir untuk sebaiknya berhenti di sini.

"Just stop here, Lia. Promise, okay?" monolognya pada diri sendiri.

Tiba-tiba ponsel di genggamannya bergetar. Ada pesan masuk dari pemilik apartemennya. Memberitahu jika unit Rulia untuk bulan ini sudah dibayar. Rulia bahkan tidak perlu bertanya siapa yang membayarnya.

Jadi dengan gerakan tanpa ragu, Rulia bergegas men-transfer uang ke rekening wanita itu melalui m-banking-nya. Setelah menyelesaikan proses transaksi, ia pun menelepon wanita itu.

"Hal—"

"Uangnya udah saya ganti. Tolong jangan lakukan lagi, saya mengatakan ini lebih dari sekali. Apa anda tidak bisa mengerti?"

Suara di seberang terdengar hening. Sebentar, sebelum getaran pelan mengalun dari pita suara itu.

"M-maaf... Lia..."

"Untuk terakhir kalinya, tolong abaikan saja perihal saya. I'm older enough to gain my own money. I can survive alone. So stop look pity on me. Kita bahkan seharusnya nggak saling kenal dari awal. It's torturing."

[✔️] LabyrinthineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang