🕸 Labyrinthine

4.2K 844 200
                                    

"Ini lo serius bisa bawa mobil??"

Pertanyaan yang sama sudah lebih dari tiga kali Rulia lafalkan pada lelaki di jok sebelahnya. Arjuna tertawa pelan, kedua tangannya sibuk memutar stir.

"Ya lo ngeliatnya gimana? Dari tadi emang gue nggak lagi nyetir? Udah hampir setengah perjalanan ini kita, Li."

Betul. Tapi tetap saja Rulia masih tak menduga bahwa seorang Arjuna yang hobi rebahan ternyata bisa mengendarai mobil. Sebuah skill yang sepertinya jarang dia gunakan karena toh Arjuna paling tidak suka keluar rumah. Makanya dating style mereka kebanyakan home date.

"Beneran ke Bekasi?" Rulia menyahut lagi lantaran petunjuk maps di lcd mobil memperlihatkan rute menuju destinasi itu.

"Iyaa, Lia. Ude ah diem aja. Duduk yang manis dan biarin mas Juna nyetir dengan tenang."

"Tapi—"

"Sstt!!"

Arjuna langsung menekan tombol volume di pegangan stirnya. Membuat suara musik dari audio mobil membesar otomatis. Berusaha meredam suara Rulia. Gadis itu terpaksa pasrah dengan keadaan.

Ceritanya beberapa waktu yang lalu Arjuna memberitahu pada Rulia tentang hubungannya dan Yoga yang sudah membaik, jadi dari seminggu kemarin pula ia dan Rulia resmi kembali bekerja di Horang Cafe lagi.

Dan entah mengapa sore itu, selesai jam kerja, Arjuna berencana untuk pulang ke rumahnya di Bekasi karena besok hari minggu. Lalu mendadak, Arjuna meminta Rulia ikut dengannya.

"Kan gue udah ketemu sama nyokap bokap lo nih. Sekarang gantian. Giliran nyokap bokap gue yang ketemu sama lo." jelas Arjuna kala itu.

Memang, hari minggu yang lalu, Rulia sudah mengajak Arjuna berziarah ke makam orang tua kandungnya. Bersama dengan Tiar dan Jodi juga. Itu sebenarnya bukan inisiatif Rulia, melainkan karena Arjuna sendiri yang menawarkan diri ingin ikut berdoa ke makam.

Hanya saja Rulia tidak tahu bahwa Arjuna akan menagih situasi berkebalikannya di kemudian hari. Tepatnya hari ini. Dimana Rulia harus ikut dengan Arjuna pulang ke rumah. Arjuna bahkan sampai bela-belain menitipkan kucingnya sekaligus meminjam mobil ke Yoga mengingat Arjuna hanya punya motor di Jakarta.

Kurang dari satu jam, mobil yang dikendarai Arjuna akhirnya sampai di Bekasi. Hitungan menit mereka lalu masuk ke salah satu komplek perumahan. Roda mobil masih berputar normal hingga kemudian lajunya melambat di depan sebuah rumah bercat abu-abu lembut. Rumahnya Arjuna.

"Gue harus pake mode apa?" tanya Rulia menahan Arjuna tepat sebelum dia turun lebih dulu.

"Wih, lo bisa berubah mode gitu ya? Gue baru tau. Keren. Kayak avatar."

"Ck, serius!"

"Mode getar aja biar enak."

"Arjuna!"

Lelaki itu tergelak puas. Tangannya terulur mengenggam tangan kecil Rulia lembut. Arjuna memang tidak mengatakan kalimat menenangkan atau semacamnya setelah itu, namun dari binar matanya yang terarah intens. Rulia tahu, semua akan baik-baik saja.

"Yuk turun," ajak Arjuna.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔️] LabyrinthineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang