[7] Reset

355 73 78
                                    

וח Reset —ו×

"Ya, aku takut. Sangat takut, tapi mari coba saja."

Jungwon tidak hentinya memandangi tulisan yang berada di sana. Entah apa yang akan dia lakukan setelah ini, setelah semua yang terjadi. Tidak satupun dari pikiran Jungwon yang bisa membantunya.

0.8 Rencana Awal

Jungwon masih terpaku dengan judul jurnal itu. Sebenarnya apa yang dipikirkan oleh Yang Jungwon hingga memiliki pemikiran seperti itu? Dengan membaca itu, Jungwon bisa mengerti arti peta tadi.

"Kau kira hebat melakukan semuanya sendiri?"gumam Jungwon. Dia juga kesal, jika saja Yang Jungwon mau menemuinya dan mengatakan semuanya dia akan membantunya apapun itu yang akan terjadi.

Dia juga ingin merasakan lagi dipanggil 'saudara kembar'. Dia ingin memutar semuanya kembali, jika saja dia bisa. Jungwon menutup jurnalnya, dia tidak lagi tertarik dengan semua tulisan di sana. Dia cukup memahami semuanya.

Si bodoh Yang Jungwon dan juga semua pemikirannya. Sekarang Jungwon yakin, dia tidak salah mengatakan bahwa takdir Yang Jungwon adalah menjadi seseorang yang bodoh, lugu dan sangat egois.

Jungwon berbalik badan dan menatap cermin di hadapannya. Masih sama, sama seperti seseorang yang dia lihat sebelumnya. "Seseorang tolong panggil namaku,"gumam Jungwon.

Dia sedih saat semua orang melupakan namanya. Seakan dia benar-benar terpaku dan hidup sebagai Jungwon yang sebenarnya. Dia hanya ingin diakui sebagai dirinya sendiri, Johnny Kim. Ya dia tau, Jungwon adalah namanya juga. Tapi setidaknya selama ini dia hidup sebagai Johnny, bukan Jungwon seperti yang mereka pikirkan.

"Hah, percuma." Jungwon kembali menatap ke cermin, dan lagi dia sangat terkejut. Kenapa akhir-akhir ini telinganya sering mengeluarkan darah?

"Johnny!"

.
.
.

Pagi hari biasa, tidak ada yang istimewa. Apalagi sekarang dunia Jungwon benar-benar berubah. Entah apa yang akan terjadi. Jungwon menatap ke luar jendela kamarnya, tidak ada yang menarik baginya. Hanya halaman penuh rumput yang panas.

"Bangun, kau tidak akan sekolah?"

"Appa! Aku minta maaf,"ucap Jungwon menatap Namjoon yang berdiri di depan pintu kamarnya.

"Apa?"tanya Namjoon.

"Kita tidak jadi keluar kemarin, aku ada acara dengan teman-teman."

"Telat! Kau sudah punya adik!"

"YAK!!"

"Tunggu sedikit lama dan akan ada yang menggantikan mu di sini,"ucap Namjoon dengan nada merayu, dia memang kesal saat anaknya itu memilih pergi dengan teman-temannya dan melupakan acara mereka berdua dengan sang ibu.

"Eomma!" Jungwon berlari keluar dari kamarnya. Dia akan memastikan tidak ada orang lain di rumah ini kecuali dia,ayah dan ibunya.

Namjoon terkekeh. Dia segera mengikuti anaknya yang berlari itu. Yang Namjoon lihat adalah Jungwon yang sedang berlutut di depan ibunya. Astaga, lucu sekali.

THE CALLING : DUSK TILL DAWN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang