[10] Wound

278 72 107
                                    

וח Wound —ו×

Jantung Jungwon berdegup cukup kencang. Sunoo mengingatnya? Benarkah?

"Kau mengingatnya?"tanya Jungwon.

"Tentu. Yang Jungwon idolamu kan?" Hancur sudah suasana hati Jungwon, ternyata Sunoo sama saja tidak tau.

Jungwon berjalan keluar dengan wajahnya yang masam, benar-benar mood nya sedang buruk. Dia tidak menemukan buku itu, Sunoo yang membuatnya hampir jantungan dan lagi apa sekarang? Dia akan di rumah sendirian.

Sunoo yang menyadari perubahan suasana hati Jungwon hanya mengikutinya berjalan. Dia tidak tau salahnya dimana, Sunoo hanya ingin menyebut nama Jungwon dengan marga itu karena seingat Sunoo, Jungwon pernah membawa buku Yang Jungwon. Ah lupakan, ini hanya salah paham.

Jungwon meninggalkan perpustakaan, dia lupa kalau ada Sunoo. Dia berhenti sebentar, hampir lima belas menit kemudian Sunoo baru keluar dari gerbang.

"Lambat,"ucap Jungwon.

"Yak!"

"Mau pulang denganku atau bus?"

"Kau saja, bus nya perhitungan." Jungwon hanya mengangguk, ya dia tidak paham ucapan Sunoo tapi setidaknya dia tidak mau menambah beban pikirannya.

"Ayo." Sunoo naik di jog belakang, Jungwon sudah menyalakan motornya.

Jungwon mengantarkan Sunoo pulang terlebih dahulu, saat memasuki blok perumahan Sunoo dia melihat seseorang yang berdiri tak jauh dari tempatnya sekarang. Jungwon mengabaikannya, lagi pula dia tidak peduli dengan itu.

Motor berhenti. Sunoo turun dan berpamitan dengan Jungwon. Jungwon kembali memacu motornya dan benar saja, perasaanya mengatakan dia sedang dalam bahaya. Orang yang berdiri tadi memperhatikannya.

Jungwon menarik senyumannya, jelas sekali dia adalah seorang penguntit. Aneh sekali, bajunya dan orangnya sangat tertutup. Jungwon terkejut untuk kesekian kalinya saat orang itu mengikutinya dengan motor.

Di dalam hati Jungwon dia seperti mengenal motor itu, bukankah itu yang pernah mengganggunya kemarin. Wah, dipertemukan kembali rupanya.

Jungwon melajukan motornya berniat menggoda penguntit itu, dan benar.  Orang asing itu mengejar kecepatan kendaraan Jungwon. Dengan seringainya, Jungwon memiliki sebuah ide gila.

Melihat kecepatan mereka yang sama-sama di atas rata-rata, Jungwon segera membelokkan motornya menuju sebuah tikungan yang sangat tajam.

Ngiiingg

Jungwon kehilangan kendali, tiba-tiba telinganya berdenging dan sangat perih. Jungwon menghentikan motornya dan orang itu melaju dengan sangat keras.

Brakk

Bruk

Dugh

"Akhh!" Jungwon mengerang saat kepalanya terbentur oleh pondasi bangunan saat terseret. Sial, kenapa jadi dia yang terkena.

Jungwon menatap seseorang yang berdiri dari duduknya, orang itu juga terjatuh tapi tidak sejauh Jungwon. Orang itu berdiri dengan menahan lengannya, mungkin ada yang luka di sana.

THE CALLING : DUSK TILL DAWN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang