"Walau mantan sahabat, tetapi dulu pernah menjadi sahabat."
Rafael dan Gibran, kini masih berada di rumah sakit. Dengan kondisi kaki Rafael yang belum pulih dengan berbalutkan perban, dan pergelangan tangan Gibran yang masih menggunakan gips.
"Gib." Panggil Rafael lalu Gibran menoleh, "Apaan sih, manggil gue."
"Antar gue ke toilet." Ucapnya pada Gibran dengan muka datar.
"Apaan sih lo, tinggal panggil suster atau siapa kek buat bantu lo. Kenapa harus gue?" Cerocos Gibran. Rafael berpikir kalau dengan Gibran itu akan lebih mudah dari pada harus memanggil orang lain.
"Lo mau buat gue buang air kecil di kasur?"Rafael dengan tatapan yang membuat Gibran terpaksa mengiyakannya. "Ck!, iyaiya."
Gibran beranjak turun dari kasur pasien lalu berjalan ke arah Rafael, kemudian membantunya berjalan ke toilet sambil memapahnya.
"Berat banget sih lo, makan apaan sampai berat kek gini. " Omel Gibran.
"Lo nya aja yang kerempeng. Makanya makan yang bener jangan sok-sok an gak makan."Jawabnya dengan nada menyindir.
Sampai ditoilet, Rafael segera masuk ke dalam sedangkan Gibran menunggu di depan pintu. Tak lama kemudian pintu toilet terbuka, menampakan sosok Rafael yang berdiri sambil berdiam diri. Membuat Gibran kebingungan.
"Ngapain lo diem disitu, sana balik lagi ke kasur lo." Suruh Gibran, membuat Rafael sedikit emosi. " Bantuin gue lagi yaelah, mana bisa gue jalan sendiri. Gimana sih lo."
"Kalem napa, syukur-syukur gue bantuin lo. Eh malah marah-marah sama gue." Ucap Gibran seraya membantu Rafael berjalan kembali ke kasurnya.
Carrisa pov
Sepulang sekolah, gue berniat menjenguk Rafael di rumah sakit seorang diri. Diperjalanan gue mampir dulu di salah satu toko coklat, untuk membelikan beberapa coklat agar membuat mood Rafael kembali lagi.
Sampai di depan ruangan dimana Rafael berada, gue langsung memegang gagang pintu lalu membukanya.
Gue kaget, ketika melihat Rafael dan Gibran jatuh secara bersamaan dengan posisi saling berpelukan. Tanpa babibu gue menutup pintu itu kembali, " Maaf, gue lupa gak ketuk pintunya."
"Masuk." Teriak seseorang dari dalam yang tak lain adalah Rafael sendiri. Gue masuk dengan wajah canggung, lalu gue berikan paper bag berwarna biru langit pada Rafael.
"Nih buat lo." Gue meyodorkan paper bag berukuran sedang padanya. "Makasih ya." Jawabnya kemudian menerima pemberian gue.
Gibran yang melihat adegan sepasang kekasih itu langsung memalingkan mukanya sambil sesekali memainkan ponselnya. "Bangke emang, gue jadi nyamuk." Pikir Gibran.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuat gue, Rafael dan juga Gibran langsung menoleh pada sumber suara."Gibran!"
"Rafael!"
"Kita masuk yaaa!"
Teriak beberapa orang yang diluar, seketika wajah gue panik lalu Rafael dan Gibran saling melempar pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You
Fanfiction[•TAMAT•] Carrisa seorang gadis cantik yang memiliki rahasia konyol yang pastinya akan membuat siapa saja orang yang mendengarnya tertawa terbahak-bahak. Suatu hari Carrisa terpaksa pindah sekolah karna bisnis atau pekerjaan orang tuanya. Dan rahasi...