Flashback 🧚♂Awal masuk sekolah di SMA Wijaya Bangsa, Dira belum kenal siapapun kecuali abang kembarnya yang juga sekolah disini.
Saat kegiatan MOS berlangsung, Dira dan Zee satu baris yang dibimbing oleh Daffa. Daffa adalah ketos pada periode tahun itu tapi sekarang gantian, Galang yang menjadi ketos periode tahunnya yang sekarang.
Saat Daffa memberi bimbingan, arahan, serta peraturan yang harus ditaati dalam sekolah ini kepada murid baru yang menjadi bagiannya ...
"Ehh lo kenapa? Lo sakit ya kok pucet gitu?" tanya Zee saat itu dia belum tau siapa nama Dira. Zee melihat Dira yang terlihat pucat.
"Gue gapapa cuman perut gue nggak enak bukan mau BAB tapi perut gue kayak ditarik-tarik gitu," jawab Dira, lemes.
"Ntar gue liat." Zee melihat bagian belakang Dira, ternyata Dira PMS dan sudah tembus sedikit namun kelihatan.
"Lo PMS ni, lo gak tau jadwal datang bulan lo?" tanya Zee.
"Duhh gue nggak bawa jaket lagi buat nutupin belakang rok lo, sorry ya," ujar Zee yang kasihan melihat keadaan Dira saat ini.
"Gue nggak tahu hari ini jadwalnya, perut gue juga sakit waktu kita mulai baris tadi, gapapa," ujar Dira.
Saat mereka sibuk ngurusin rok Dira, Daffa yang sudah menperhatikan mereka dari tadi datang menjumpai mereka.
"Kalian kenapa kok gak perhatiin kakak didepan?" tanya Daffa pada Zee dan Dira.
"Emmm, ini Kak. Dia PMS dan dia nggak tahu jadwal datang bulannya hari ini Kak, jadi roknya udah tembus," ujar Zee menjelaskan.
"Tunggu bentar," perintah Daffa.
Daffa yang langsung sigap mengambil jaket itemnya bertulis player basketball itu dan memberikan pada Zee, menyuruhnya mengikatkan jaketnya pada bagian belakang Dira.
"Nihh pakein dia jaket kakak ini " memberikannya pada Zee dan Zee langsung mengikatkannya pada bagian belakang rok Dira.
Daffa kembali kebarisan depan.
"Oke adik-adik semua, Kakak ada urusan sebentar, nanti digantikan sama Kak Rey dulu ya."
" Iyaa kak."
Daffa kembali menjumpai Dira dan Zee, Daffa langsung mengangkat tubuh Dira yang sudah tampak lemas dan membawanya ke ruang UKS. Dan saat ini mereka menjadi pusat perhatian siswi yang ada ditempat itu.
"Wihh beruntung banget tu cewe digendong Ketos."
"Astaga Ketos kita care bat ya."
"Aaaa pengen jadi cewe itu guee,"
" Woii damage Ketos kita gadak lawan, plislahh gue mau meleleh,"
Kata-kata itu keluar dari barisan Daffa yang sudah diambil alih oleh Rey, barisan mereka sempat ricuh namun di tenangin Rey kembali. Memang kalo liat cogan, meresahkan ya wkwk.
🧚♂🧚♂🧚♂
"Lo gapapa?"
"Lo tiduran dulu disini ya, gue mau keluar bentar," ujar Daffa. Mereka berdua sedang berada di ruang UKS saat ini.
Anggota PMI sekolah mereka sedang ada kegiatan lain, jika ada yang gawat darurat anggota PMI boleh dipanggil karna itu memang tugas mereka, tapi kali ini Daffa sendiri yang turun tangan mengurus Dira.
"Gapapa kak, cuman lemes aja."
Dira tampak pucat, baru kali ini dia PMS separah ini dan perutnya terasa sangat sakit, biasanya ketika PMS memang perutnya sakit tapi kali ini sakitnya luar biasa."Yaudah lo tunggu dulu sini." Daffa langsung keluar meninggalkan ruang UKS.
"T-tapi Kak... " Dira tidak bisa menghalaunya, Daffa pergi begitu saja meninggalkannya sendiri diruang UKS.
"Yahh, gue kan takut sendirian," ujar Dira menghela napas panjang.
Tak lama datang seorang pria berkulit putih, berbadan tinggi, dan berambut hitam lemas siapa lagi kalau bukan Daffa.
"Nih, buat lo. Dipake sekarang biar gak makin tembus rok lo" Daffa memberikannya sesuatu.
"I-ini b-buat Dira, Kak?." Dira tampak gugup dan tak percaya saat melihat pemberian Daffa.
"Iya lah, masa buat gue," celetuknya.
"Hahaha, makasih Kak Daffa," ujar Dira tertawa. Dira tertawa membayangkan jika Daffa memakai pembalut.
"Malah ketawa, iya sama-sama."
Dira pun menerima pemberian Daffa yaitu satu bungkus pembalut berwarna pink dan satu botol air mineral.
"Mau gue bantu antar ketoilet?"
"H-ha? Em eh gak usah kak, bisa sendiri kok." balasnya, terpesona.
"Yaudah pake gih, ntar pake aja dulu jaket gue tadi buat nutupin rok lo, besok balikin ya soalnya itu wajib dipake buat gue tanding besok."
"Iya kak."
Jantung Dira tak karuan, tidak tahu kenapa. Padahal Daffa hanya memberikannya pembalut dan air mineral tapi dia terpana, ternyata cowo kayak opa korea ini juga care dan peduli sama cewe bahkan rela sampai beliin pembalut ^_^
Dari kejadian itu, Dira jatuh cinta pada Daffa namun dia hanya mencintai dalam diam.
Dira orang yang tertutup apalagi soal perasaan, dia bisa menyimpan perasaan itu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun hingga akhirnya orang yang disukainya dipisahkan oleh jarak dan tidak tau lagi keberadaannya.
Sudah, hanya sampai disitu keberanian Dira tentang mencintai hm.Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, dengan vote, comment, dan follow akun author ya !
Salam literasi dan salam kasih buat kalian 🧚♂
Kalau ada yang kurang atau perlu diperbaiki komen ya, bantu author untuk menulis lebih baik lagi ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Introvert Boy
Teen FictionRaka Arvan Utomo, salah satu siswa di SMA Wijaya Bangsa. Raka yang tinggal sendiri ditengah keramaian Ibu Kota. Raka tidak mengetahui dimana keberadaan orang tuanya sejak dia tamat dari Sekolah Dasar. Apakah orang tuanya masih hidup atau tidak, itu...