31

472 65 27
                                    

Aku gak tau knp bisa nulis ini, please jangan marahin aku ya

happy reading~~
.
.
.
.

"Tenn" Ten langsung bangkit dari tidurnya setelah mendengar teriakan dari seberang telepon

"Ten bantu aku, cepat tolong!"

"Halo, Kun ada apa? KUNNN" tidak mandi atau apapun Ten langsung mengambil jaket lalu keluar, walaupun ia tidak tau dimana keberadaan Kun, Ten mengambil sepeda di garasi lalu mengayuhnya menuju rumah Kun, semoga saja Kun ada disana.

Saat hendak sampai di rumah Kun ia mendengar suara teriakan yang tak asing baginya, itu suara Kun

"TOLONGG"

Entah apa yang ada dipikiran Ten dia harus berada disana. Ia melihat Kun dan ada dua orang seperti preman sedang memukuli Kun.

Ten mengambil gunting kuku yang selalu ada didalam jaket nya, membuka bagian pisau pengikir lalu diam-diam mendekati preman itu lalu menusukkan pisau kikir pada punggung salah satu preman, yang lain mencoba meraih Ten namun gagal, dia tidak tau saja bahwa Ten dulunya adalah kapten tim basket yang lincah

Ten mengambil kayu yang tadi digunakan untuk memukuli Kun, mengarahkan nya pada dua preman itu untuk mengancam

BUGH

Ia memukul kepala salah satunya hingga pingsan sementara yang satu memilih untuk melarikan diri

Ten merengkuh tubuh Kun yang mulai lemah dengan banyak darah dikepala nya, Ten tau betul apa yang dirasakan Kun saat ini dia juga pernah merasakan yang sama.

"Kun, kau hisa mendengar ku? Kun hiks Kun" Ten mulai menangis, ia tidak siap dengan ini

"Kun buka mata mu Kun" masih tidak asa respon apapun dari Kun

"Ayahh, kumohon aku butuh kau disisiku, Kun bertahan lah, aku akan membawamu kerumah sakit"

Ten dengan susah payah membawa tubuh Kun keatas boncengan sepeda nya, ia mengayuh sepeda itu secepat mungkin, keselamatan Kun ada ditangannya sekarang.

Diotak Ten sekarang memikirkan hal terburuk yang akan terjadi pada Kun adalah... Kun meregang nyawa.

"KUN PASTI BISA KAN, AYO KAU HARUS BERTAHAN, TANGGUNG JAWAB MU SEBAGAI AYAH MASIH BANYAK" Ten berteriak pada Kun

Tuhan tolong, Ten masih belum siap untuk datang kerumah duka sekali lagi di tahun ini.

Sudah sampai, tiba di rumah sakit tepat waktu kata dokter, Ten masih menangis.

Sedangkan dirumah Jung sekarang sedang panik, Ten tidak ada di rumah pagi-pagi buta sekali, mereka kebingungan mencari Ten.

🐚🐚🐚

"Ten kumohon ini masih pagi, jangan telepon aku" Chungha mengomel dari seberang

"Chungha hiks, Kun dia berdarah, sekarang di rumah sakit, hiks Chungha Kun hiks hiks aku tidak bisa Chungha hiks" Ten mulai histeris

"Aku kesana, aku mohon jangan menangis aku mohon Ten, kirim alamat nya"

🐚🐚🐚

About You || johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang