36

473 54 26
                                    


happy reading~~
.
.
.
.

Dipikiran Johnny sekarang hanya satu, bagaimana caranya agar bisa membuat Yeri bungkam dan tidak menggangu Ten lagi. Terbesit pikiran 'bagaimana jika aku nikahi saja Ten?' tapi pikiran itu ditangkis oleh pikiran lain 'tapi kami masih sama-sama muda, apa Ten mau? Apa Ten rela merelakan impian nya hanya untuk menikah dengan ku?' semuanya memenuhi pikiran Johnny.

"Apa yang kau pikirkan hyung?" Ten mengusap lembut lengan pacar besar nya itu

"Tidak, hanya beberapa pemikiran tidak masuk akal saja" jawab nya, namun Ten tau Johnny sedang berpikir keras, dan itu pastinya bukan pemikiran tidak masuk akal

"Percuma membohongi ku" Ten mencoba memaksa Johnny agar mau membagi pikirannya

"Bagaimana jika semisalnya aku mengajakmu menikah dalam waktu dekat? Ini hanya semisalnya" Johnny mencoba menanyakannya

"Tidak masalah-"

"Benarkah?" Johnny menginterupsi

"-Asalkan, kau mampu membiayai hidup kita dengan penghasilan mu sendiri, bukan bantuan dari orang tua mu" Johnny tampak gelisah

"Hyung dengarkan aku, papa dan mama mu dulu dijodohkan tapi papa mu tetap membiayai mama mu dengan uang nya sendiri, karena itu sudah menjadi kewajiban jika kita sudah memutuskan untuk mengucap janji suci di Altar" sambung Ten lagi

"Tidak perlu terburu-buru, kita masih muda, seberapa lama itu aku akan tetap menunggu, aku akan tetap disamping mu" elusan di lengan Johnny semakin lembut membuat nya sedikit lebih tenang

"Tapi Yeri akan terus mengganggu mu, aku takut"

"Yeri biar jadi urusan ku, aku bisa menghadapi Yeri, jika aku merasa lelah pasti aku akan memintamu menghadapinya bersama"

Sebaik apa Johnny di kehidupan sebelum nya sehingga mendapatkan Ten di kehidupan nya sekarang, mungkin dulu ia pernah menyelamatkan ribuan jiwa dari tsunami atau membebaskan ratusan orang dari kekangan penjahat? Entahlah hingga saat ini tidak ada yang tau

"Tapi hyung, jika kau benar-benar ingin menikah dengan ku jangan lupa meminta restu adik-adik ku ya" pesan Ten diselingi kekehan ringan

"Hah, sebenarnya meminta restu Mark dan Jeno sekarang sudah mudah, hanya saja adik bungsu mu itu yang masih susah untuk dibujuk" Johnny memasang muka frustasi.

Sebenarnya Sungchan hanya takut ia akan jauh dari Ten nya ketika Ten menikah nanti, ia takut Ten tidak sayang padanya lagi, tapi Ten selalu bisa menyangkal pemikiran bodoh nya itu hanya dengan kata "jangan pernah khawatirkan itu, jika disuruh memilih siapa orang yang paling aku sayangi, nama kalian ada diurutan teratas". Johnny juga sudah berjanji pada ketiga adik Ten "hyung tidak akan membuat kalian berpisah dari Ten, percayalah".

Jauh dari Ten itu adalah sebuah penyiksaan paling kejam untung Mark, Jeno dan, Sungchan. Mungkin ini egois Ten itu sudah menjadi tempat dimana mereka bisa merasa bebas melakukan apapun. Ten juga sudah seperti obat disaat mereka sakit, dengan adanya Ten disisi mereka, mereka tidak perlu khawatir akan rasa sakit karena Ten pasti akan menghilangkan rasa itu dengan kekuatan magis yang dia miliki.

"Oh ya hyung, nanti pulang tolong mampir ke rumah YangYang ya, tadi Haechan mengirim pesan padaku, dia minta sekalian dijemput" Ten baru ingat kalau Haechan mengirimi nya pesan tadi

About You || johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang