9

601 70 31
                                    

happy reading~~
.
.
.
.

"Bunda, eum... Ten mau ke makam mama bersama bunda saja ya"

Taeyong kaget, pasal nya anak nya itu jarang sekali mau pergi mengunjungi Chitta bersama-sama, Taeyong tau apa alasan Ten lebih suka pergi dalam keadaan sepi, ia pernah melihat Ten pergi ke makam Chitta sendirian dan menangis disana, mengutarakan isi hati nya, bahkan Ten juga mengeluh pada mama yang tidak pernah ia temui itu

Ten menceritakan semua pada Chitta, disana Taeyong merasakan sakit dihati nya, bagaimana anak seperti Ten bisa ditinggalkan ibu kandung nya? harus nya Ten bisa mendapatkan kasih sayang Chitta, walau hanya sebentar

"Iya nanti kita berangkat bersama paman Suho dan yang lain"

🐚🐚🐚

Mereka sudah sampai ditempat peristirahatan Chitta dan Youngho, kuburan yang bersandingan, ah rasa sakit kembali menyerang hati Taeyong, harus kah seperti ini? harus kah adik nya baru bisa bersandingan dengan orang yang dicintai nya setelah ia dikubur? harus kah semua ini?

Semuanya sudah selesai berdoa dan mengobrol dengan Chitta dan Youngho, bahkan Taeyong dan Irene juga sempat menangis dan meminta maaf didepan batu nisan Chitta, hanya tinggal Ten yang belum mengatakan apapun sedari tadi

"Ten kau tak mau mengatakan apapun pada mama?" Tanya Taeyong memastikan

Ten berlutut diantara kuburan mamanya dan Youngho
"Hai mama, Ten datang lagi, kali ini bersama orang banyak, Ten tidak mau menceritakan apapun, Ten tidak mau rahasia yang hanya milik kita diketahui orang lain, bagaimana surga sekarang ma? Apakah orang-orang disana memperlakukan mu lebih baik dari pada disini? Ma, terimakasih ya telah memilih untuk menyerah setelah melahirkan ku, lihat aku sekarang, aku bahkan menjadi kapten basket disekolah ku ma, jaga diri ya ma, sering-seringlah mampir ke mimpi Ten ma, Ten juga butuh mama..."

Suara Ten memelan, ia menangis Ten tak kuasa menahan tangisan nya, setelah selesai dengan mama nya ia mengelus batu nisan Youngho
"Paman, jaga mama ku disana ya, aku yakin paman lebih ahli menjaga mama ku daripada dirinya sendiri, sampaikan salam ku padanya paman, katakan aku rindu mama datang ke mimpi ku, ah tapi sudahlah kalian pasti sudah bahagia disana, kalian pasti sedang duduk sembari menatap awan dibawah pohon yang rindang kan? Paman biar aku sekarang yang menyelesaikan perjuangan mu, kau tidak perlu berterimakasih, cukup jaga mama ku saja jangan biarkan hidup nya tersiksa"

Johnny mendatangi Ten, membawa tubuh mungil itu kepelukan nya, ia tau persis apa yang dirasakan Ten, bagaimana pun juga nisan milik seseorang bernama Youngho itu adalah nisan ayah kandung nya, walaupun ia merasa bahagia dengan kehidupan nya yang sekarang namun terkadang ia juga menenggelamkan diri di bathup dan menanyakan semua kebenaran

Ia mengelus punggung Ten pelan, ia juga bisa mendengar isakan Ten, bahkan merasakan tubuh Ten yang bergetar
"Menangislah Ten, jika itu membuatmu merasa lega menangislah, keluarkan semua air mata, keluarkan semua kesedihan mu, jangan khawatir aku akan tetap menemani mu disini, memeluk mu sampai kau tenang"

Jaehyun yang melihat keduanya itu juga tidak bisa menahan air matanya, anak sulung nya itu jarang sekali menangis, ternyata Ten hanya bisa menangis dihadapan mama nya dan Johnny, jujur Jaehyun sangat sedih, melihat Ten menangis mengingatkan nya pada tangisan Chitta kala itu, disaat ia harus ditinggalkan orang yang telah menghamilinya, seorang pria brengsek yang memilih melompat dari jembatan penyebrangan hanya untuk merenggut nyawa nya, sebenarnya Jaehyun juga sudah menawarkan jasa jotos nya untuk membunuh pria itu, tapi ia tak mau, ia lebih memilih cara yang lebih tragis dan membekas diingatan Chitta

About You || johntenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang