S E B E L A S

1.9K 200 19
                                    

Happy Reading
•••
Tandai apabila kalian menemukan typo》

Selama perjalanan pulang, tidak ada yang bersuara. Clay fokus pada jalanan di depannya. Sedangkan Ratu sibuk bersandar di punggung Clay yang menurutnya nyaman. Hingga kemudian motor besar warna merah milik Clay berhenti di halaman apartemen.

Ratu segera turun dari motor dan melepas celana jas hujan yang sedari ia pakai. Memberikannya pada Clay.

"Mampir yuk!" ajak Ratu pada cowok itu.

"Gak."

Ratu berdecak kesal. "Sekali aja. Ayolah!" rengeknya menggoyang-goyangkan lengan Clay.

"Motor gue di tinggal gitu aja gitu? Enggak!" jawab Clay ketus. Ia sudah akan meraih helm fullface untuk di kenakan. Namun Ratu lebih cepat mengambil kunci motor Clay.

"Dapat. Wle!" Ratu menjulurkan lidahnya mengejek Clay.

"Balikin!" sentak Clay sambil berusaha mengambil kunci motornya kembali.

"Mampir dulu! Baru gue balikin."

"Gue bilang enggak ya enggak!" ucap Clay keukeuh pada pendiriannya.

"Yaudah!" Ratu berbalik meninggalkan Clay sambil mengantongi kunci motor cowok itu. Dengan tak berdosanya, ia berlenggak lenggok berjalan masuk ke gedung apartemennya.

Clay mengacak rambutnya kasar. "Oke! Gue mampir!"

Baru kemudian Ratu berhenti melangkah. Membalikkan badan menatap Clay dengan senyum kemenangannya. Sedangkan cowok tinggi itu, menatapnya kesal.

Ratu berlari ke arah satpam di dekatnya terlebih dahulu. Memberikan kunci motor Clay agar satpam bisa memarkirkan motor merah itu di tempat yang benar.

"Pak parkirin itu ya!" ucap Ratu kemudian langsung pergi.

Mereka berdua berjalan menuju lift. Clay sedari tadi memasang wajah kesalnya. Sedangkan Ratu sudah bergelayut manja di lengannya.

Pintu lift terbuka. Ratu lantas menekan angka 23. Saat ia sedang sibuk dengan rasa bahagianya, Ratu tiba-tiba teringat satu hal.

Loh kan, ada mereka berempat!, batin Ratu. Ia membulatkan matanya terkejut. Bisa-bisanya ia melupakan teman-temannya itu.

Ting!

Sesaat setelah pintu lift terbuka, Clay keluar dengan Ratu yang melamun. Cowok itu jadi heran sendiri, sebab tangannya terasa ringan.

"Heh! Malah ngelamun!"

Ratu membuyarkan lamunannya karena suara Clay. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengembalikan kesadarannya. Namun ternyata Clay sudah berjalan mendahuluinya.

"Eh, tunggu tunggu!" ucap Ratu berlari mengejar Clay yang sudah hampir dekat dengan unit nya.

"Apa sih?" tanya Clay kesal karena tangannya di tarik menjauh.

"Lo mendingan pulang aja deh! Udah malem juga," ucap Ratu beralasan.

"Apaan sih! Tadi lo yang maksa-maksa gue buat mampir. Sekarang malah ngusir!" Clay berdecak kesal.

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang