T I G A B E L A S

1.7K 201 14
                                    

Happy Reading
•••
《Tandai apabila kalian menemukan typo》

Clay tiba di rumahnya tepat pukul 12 malam. Biasanya ia tak akan pulang hingga selarut ini. Kecuali memang malam minggu ketika ia ada acara berkumpul dengan tim futsalnya.

Setelah memarkirkan motornya di garasi, Clay memasuki rumah bertingkat bak istana itu. Rumah bercat putih yang megah namun hanya di huni tiga orang laki-laki dan beberapa asisten.

"Baru pulang Clay?" tanya sosok laki-laki berumur yang sedang duduk di sofa ruang tamu.

Clay menoleh, mendapati Om Lukman yang sedang berkutat dengan laptop dan beberapa berkas penting. "Iya Om, tadi ke rumah temen dulu. Belajar bareng," ucapnya kemudian mencium punggung tangan orang yang sudah menyayanginya seperti anak kandung.

"Clay naik dulu ya Om," ucap Clay yang diangguki Om Lukman. Beliau terlihat masih sibuk.

Baru saja Clay memegang gagang pintu kamarnya. Sebuah tangan mencekal tangannya. Membuat Clay mengurungkan niatnya untuk masuk.

"Kenapa?" tanya Clay pada Emil yang mencegahnya.

"Gue ada perlu sama lo!" ujar Emil dengan suara tajam. Clay mengangguk menanggapi, "Oke."

Keduanya berjalan di salah satu balkon rumah yang letaknya di lantai dua. Aura mencekam menguar ketika Emil dan Clay berada pada tempat yang sama. Sejak kecil mereka tak pernah akur.

"Sekali lagi gue tanya sama lo. Ada hubungan apa antara lo dan Ratu?"

Clay sudah menduga, pertanyaan ini akan terus muncul jika ia masih tetap terlihat bersama Ratu.

"Gak ada apa-apa," ucap Clay santai.

"Lo selalu bilang begitu. Tapi kenyataannya berbeda dari apa yang lo bilang." Emil tampak mengotak-atik ponsel miliknya. "Ini yang lo bilang gak ada apa-apa?" tanyanya menunjukkan sebuah foto yang terpampang di layar ponselnya.

Clay melirik foto itu. Ternyata itu foto dirinya dengan Ratu tadi sore di mall. Keduanya berjalan bersisian dengan Ratu bergelayut manja di lengan Clay. Foto yang di ambil ketika baru saja keduanya memasuki mall.

"Kenapa emangnya? Lo panas liat foto itu?"

Emil mengepalkan tangannya kuat. "Bilang sekarang sama gue, kalo lo pacaran sama Ratu!"

"Gue gak pacaran."

"Bilang sekarang! Biar gue tonjok muka lo!" sentak Emil dengan wajahnya yang memerah.

"Gue gak pacaran!" jawab Clay tajam.

Emil tersenyum sinis. "Gak akan sedekat ini kalau bukan pacaran."

"Lo sebenernya takut kalah saing atau gimana?" ucap Clay santai, tak pernah takut dengan Emil.

"Lo suka sama Ratu?" Bukannya menjawab, Emil justru balik bertanya. Pertanyaan yang mampu membuat Clay terdiam untuk beberapa saat.

"Kalo emang iya, kenapa?"

Emil menggeram menahan emosi. Tangannya semakin mengepal kuat. "Berani lo nikung gue?!"

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang