E M P A T P U L U H D U A

1K 179 114
                                    

Happy Reading
•••
《Tandai apabila kalian menemukan typo》

Sebuah mobil porsche black metalic baru saja memasuki gerbang SMA Nusa Bangsa. Dengan di belakangnya ada beberapa mobil lain yang mengikutinya. Suasana SMA Nusa Bangsa yang ramai membuat porsche satu itu mengalihkan pandangan mereka. Menatap penasaran siapa gerangan orang dibalik mobil mewah itu.

Beberapa ajudan sudah berdiri rapi di samping porsche. Salah satu diantaranya membukakan pintu kemudi. Hingga tampaklah siapa dibalik kemudi mobil itu.

Seorang gadis dengan rambut dark brown bergelombang beserta poni yang menutupi seluruh dahinya dan sebuah kacamata hitam bertengger di hidungnya, baru saja keluar sesaat setelah pintu di bukakan. Tak ayal semua orang langsung menatap ke arahnya kagum. Penampilan gadis itu pun semakin membuatnya lebih mencolok. Rok lipit hitam satu jengkal di atas lutut, kemeja putih yang mencetak lekuk tubuhnya secara detail, dan jas almamater dengan warna senada roknya yang tidak ia kancingkan. Tidak lupa dengan sebelah bahunya menggendong tas ransel yang berisi pounch make up dan dompet.

"Sudah, sampai sini saja!" ucap gadis itu dingin pada para ajudannya. Lantas orang-orang berjas hitam itu dengan kompak membungkuk sebagai tanda patuhnya.

Safira Ratu Sofya, ya siapa lagi kalau bukan dia yang berhasil membuat seluruh mata berpusat hanya padanya. Bahkan disetiap pijakan kakinya, selalu ada mata yang mengikutinya. Ratu datang dengan auranya yang semakin menawan. Rambutnya yang tergerai melambai mengikuti irama langkahnya.

Di sepanjang koridor yang ia lewati, pasti selalu saja ada laki-laki yang menatapnya tanpa berkedip. Seolah Ratu ialah daging lezat yang siap dimangsa singa. Tetapi Ratu tidak peduli. Dia justru menyukai mereka yang terpesona dengan kecantikannya.

"RATU!"

Ratu langsung menoleh dan melepas kaca mata hitam yang sedari tadi masih ia pakai. Dari arah belakang, seseorang yang baru saja memanggilnya itu sudah berlari kearahnya. Siapa lagi kalau bukan Sandrinna? Hanya cewek itu yang berani meneriaki namanya semenggelegar itu di Nusa Bangsa. Eum... dan Pak Iwan sih. Guru botak satu itu sering meneriaki namanya untuk diseret ke ruang BK. Ratu jadi rindu.

"Gilak gilak gilak! Aura lo Tu! Emang gak ada yang bisa ngalahin lo!" decak Sandrinna kagum menatap sahabatnya itu dari ujung kepala hingga ke ujung jempol kakinya.

Ratu tersenyum sinis, "Ratu Sofya gini!" ucapnya angkuh.

Sandrinna langsung menyambar lengan gadis itu dan merangkulnya. "Baguskan pilihan warna dari gue!" ujar gadis itu melirik ke arah rambut Ratu.

"Hmm... not bad lah!" jawab Ratu seadanya.

Di kelas Ratu langsung duduk di tempatnya yang kini di atas meja sudah penuh dengan aneka paper bag. Ratu menyunggingkan senyum miringnya.

"Wah wah wah! Emang ya, lo itu gak ada lawan. Ilang satu nongol sejuta!" ucap Sandrinna seraya terkekeh lantas duduk di tempatnya. Tepat berada di sebelah meja Ratu.

"Yeah! Pesona Ratu Sofya emang gak akan bisa redup," ujar Ratu menyombongkan diri. Tangannya meraih sebuah paper bag kecil berwarna biru langit. Setelah terbuka ternyata isinya sebuah cup cake cokelat dengan krim dan juga buah ceri bertengger diatasnya. Dengan secarik kertas di sampingnya.

Have a nice day, Ratu!
-Javiar

Ratu kembali menutup paper bag tersebut setelah membeca kertas yang terselip, kemudian memberikan bingkisan tersebut pada Sandrinna. "Kesukaan lo!"

"Cup cake cokelat?!" seru Sandrinna antusias dengan kedua matanya berbinar. Ratu mengangguk. Gadis bule itu langsung menyambarnya. Netra dengan iris kecokelatan itu langsung berbinar kembali saat menangkap kue kesukaannya.

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang