E M P A T P U L U H D E L A P A N

858 151 65
                                    

Happy Reading
•••
Tandai apabila kalian menemukan typo

Bel pergantian pelajaran ketiga baru saja berbunyi. Namun tampaknya hal itu tidak menggoyahkan seorang  Farell yang sedang duduk beralaskan lantai rooftop sambil memeluk lututnya. Ia meneguk minuman kaleng berwarna ungu hingga tandas. Lalu membuang kalengnya sembarangan.

Pagi yang cerah dan angin yang menerpa begitu sejuk, sangat kontras dengan perasaan kalut yang mengganjal dihatinya. Dua kaleng soda sepertinya sudah bisa sedikit menjelaskan bagaimana kacaunya pikiran laki-laki itu.

"Nggak kelip-kelip tuh usus lo disiram bintang dua kaleng?"

Farell menoleh ketika suara yang begitu familiar terdengar di gendang telinganya. Ternyata Clay yang datang. Entah tau darimana cowo itu kalau Farell ada di rooftop.

Clay lantas ikut duduk disamping Farell dan menepuk pelan pundak cowok itu. "Tumben cabut kesini gak ngajak-ngajak. Sekalut itu pikiran lo?" tanya Clay.

Farell menghela nafas panjang sebelum menjawab. "Gara-gara tugas yang lo kasih! Jadi pikiran buat gue," ucapnya setengah berdecak.

"Lah? Perasaan gue cuma ngasih tugas buat nyelidikin orang. Bukan nyuruh lo balikan sama mantan," sahut Clay ngasal. Membuat Farell berdecak kesal.

Baru saja Farell akan menimpali ucapan Clay. Namun ponsel milik cowok itu sudah lebih dulu berbunyi. Alhasil Clay mengangkat panggilan tersebut lebih dulu.

"Iya Oma?" sahut Clay saat panggilan sudah tersambung. Ternyata itu panggilan dari Oma Laddy.

"Clay kamu bisa ke rumah Oma nanti sore? Sepulang sekolah." sahut Oma to the poin dari seberang sana.

"Sepertinya bisa Oma. Tapi Clay belum tau alamatnya."

"Nanti Oma kirimkan. Yang terpenting kamu datang saja dulu. Ya?"

"Baik Oma." Setelah mengatakan itu, panggilan terputus. Clay menatap ponselnya sambil bertanya-tanya. Ada apa sampai Oma menyuruh dirinya menemui beliau?

"Woy!" seru Farell mengagetkan Clay. Hingga membuat cowok itu terlonjak kaget.

"Apa sih?!"

"Siapa?" tanya Farell penasaran.

"Oma Laddy." Farell manggut-manggut paham.

Clay kembali menyimpan ponselnya. "Oke, back to topik! Jadi udah berapa petunjuk yang lo dapetin soal pelakunya?"

"Itu dia yang bikin gue dari tadi pusing!" ucap Farell seraya berdecak.

"Maksud lo?" Clay menatap Farell bingung. "Jangan bilang kalo lo gak dapet petunjuk apapun lagi?!" sambungnya menduga.

"Enggak!"

"Terus?"

Farell menghela nafas panjang lalu mengahad ke arah depan sepenuhnya. "Gue bahkan udah tau siapa pelakunya."

Clay membulatkan matanya terkejut. "Serius lo?"

Farell menggangguk sebagai jawaban.

"Terus kenapa lo mumet kalo lo sendiri udah nemuin yang lo cari-cari? Dan siapa orang itu?"

"Ya karena gue bingung cara ngasih tau ke lo gimana!" ucap Farell akhirnya mengeluarkan hal yang sejak tadi mengganggu hati dan pikirannya.

"Tinggal lo sebutin namanya," ujar Clay.

Farell menoleh. "Yakin lo bakal percaya gitu aja kalo gue cuma sebut nama?"

"Iyalah! Gue bakal percaya siapapun itu asal dari mulut lo sendiri yang udah nyelidikin," jawab Clay mantab dengan lantang.

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang