Happy Reading
•••
《Tandai apabila kalian menemukan typo》Sepeninggal Clay ke dapur, Gina sibuk mengedarkan pandangannya ke seluruh sisi cafe. Netranya seolah mengabsen setiap orang yang berlalu lalang di hadapannya. Sesekali ia menyeruput lemon tea yang ia pesanan. Rasa bosan mulai menghantui. Namun Gina enggan beranjak. Nyatanya duduk sendiri sambil memandang Clay yang bekerja jauh lebih menyenangkan daripada berdiam diri di rumah.
Ponsel yang sedari tadi tergeletak di meja tiba-tiba bergetar. Sebuah panggilan masuk menjadi penyebabnya. Gina mengalihkan perhatiannya pada benda pipih tersebut. Guratan di dahinya muncul ketika ia membaca nama yang tertera pada layar saat ini.
"Saskia?" gumam Gina bingung. Cepat-cepat ia mengangkat panggilan tersebut sebelum terputus.
"Kenapa Sas?" ujar Gina to the point setelah panggilan tersambung.
"Lo lagi dimana?"
"Di luar."
"Gue denger katanya Ratu sakit."
"Ratu sakit?"
"Iya kata Sandrinna dia demam. Gue udah di jalan bareng Aqeela. Mau ke rumah Ratu. Lo juga kesana kan? Langsung ketemu di sana aja ya!"
Gina menyunggingkan senyum miring. Meskipun tau Saskia tak akan bisa melihat itu.
"Enggak. Gue sibuk," ujar Gina dingin.
"Lo kenapa? Enggak biasanya lo nolak ajakan gue. Apalagi ini soal Ratu."
"Justru karena ini menyangkut Ratu makanya gue nolak. Setelah kejadian kemarin malam, lo masih tanya gue kenapa? Hah! Gue rasa lo bukan lagi anak TK yang harus di kasih tau panjang lebar dulu biar paham sama keadaan. Lo denger sendiri kan kemarin?"
Lagi-lagi salah satu sudut bibir Gina tertarik ke atas. Membentuk sebuah senyum miring menyeramkan.
Hening sesaat. Terdengar Saskia menghela nafas panjang dari seberang telfon.
"Yaudah kalo lo gak mau ikut. Tapi satu, gue harap lo cuma marah sesaat aja Gin. Apapun masalah lo sama Ratu, selesaikan itu secara baik-baik. Jangan hanya karena ego kalian mengorbankan persahabatan."
Setelah itu panggilan terputus sepihak oleh Saskia. Gina menatap ponselnya datar. Demi apapun dia sama sekali sudah tidak peduli lagi dengan sahabatnya itu. Oh ralat, mantan sahabatnya. Mulai malam itu, Gina sudah bertekad memutus semua hubungan dengan Ratu.
"Sorry!" ucap seseorang tiba-tiba tepat sesaat setelah Saskia menutup telfon.
Gina menoleh ke sumber suara. Ternyata di sampingnya sudah berdiri seorang remaja laki-laki seumuran dengannya.
"Iya ada apa?" sahut Gina sopan.
"Gue boleh duduk sini?" tanya cowok tersebut yang sepertinya keturunan bule.
"Boleh! Kebetulan kosong," ucap Gina dengan senang hati. Sepertinya satu teman untuk mengobrol saat ini, tidak begitu buruk.
Cowok itu lantas duduk mengambil tempat yang tadi menjadi tempat Clay duduk. Tepat di hadapan Gina. Hanya terhalang meja.
"Gue Emil," ucapnya seraya mengulurkan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Dare | End.
Teen FictionBudayakan vote sebelum baca. Tinggalkan jejak setidaknya satu komentar:) _____________________________________________________ Safira Ratu Sofya. Cewek cantik serba bermasalah. Selain terlambat masuk sekolah, hobi lainnya adalah masuk ruang BK. Enta...