E M P A T P U L U H S A T U

806 141 28
                                    

Happy Reading
•••
《Tandai apabila kalian menemukan typo》

Berita putusnya Clay dan Ratu langsung cepat menyebar dan menjadi trending topik di sekolah. Bahkan mungkin tidak hanya di sekolah saja, mengingat video pertikaian keduanya di kantin tadi sudah tersebar di sosial media. Menuai banyak respon, banyak yang bersorak senang akhirnya Ratu Sofya kembali sendiri. Tapi tak sedikit juga yang semakin menghujat Ratu.

Clay menyugar rambutnya yang basah ke belakang setelah wajahnya terkena air yang cukup menyegarkan. Telinganya terasa panas saat melewati gerombolan anak-anak yang masih membicarakan dirinya dan Ratu. Cowok itu berusaha bersikap bodo amat. Meski tidak dapat dipungkiri, kini perasaannya tak karuan.

Netra cowok itu menyipit ketika tanpa sengaja menangkap seseorang yang cukup ia kenal baru saja keluar dari ruang Komite Sekolah. “Oma Laddy?” gumam Clay heran. Pikirannya langsung menerka-nerka, ada urusan apa Oma Laddy dengan Komite Sekolah yang tak lain Pak Irfan.

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang muncul dibenak cowok bule blasteran Australia satu itu. Ingatannya langsung berputar pada kejadian beberapa minggu yang lalu. Tepatnya saat tanpa sengaja Clay mendengar pembicaraan Pak Irfan dan tangan kanannya mengenai Ratu. Apakah itu semua ada sangkut pautnya dengan kehadiran Oma Laddy sekarang di sekolah?

Tidak mau terus bertanya-tanya, Clay menghampiri wanita berumur tetapi masih tampak sangat segar itu. “Oma?” panggil Clay pelan serta hati-hati saat dirinya berada pada jarak yang dekat dengan Oma Laddy.

Oma Laddy dan para ajudannya menoleh seraya menghentikan langkahnya. Sesaat Oma Laddy menurunkan kacamata hitam yang ia pakai. “Eh, Clay?” ujar Oma Laddy seraya tersenyum menatap Clay.

Clay mencium punggung tangan wanita itu, “Oma sehat? Kok tidak bilang-bilang kalau mau pulang ke Indo. Kan bisa Clay jemput di bandara.” Ujar cowok itu berbasa-basi.

“Alhamdulillah Oma sehat. Kebetulan juga kepulangan Oma ini dadakan dan tanpa rencana.” Clay manggut-manggut paham. “Oh ya, kamu lihat Ratu?” sambung Oma Laddy kembali bertanya.

Clay tersenyum, “Ratu baru saja pulang Oma, dia bilang tidak enak badan. Lalu memutuskan untuk pulang. Kebetulan hari ini masih free, belum ada kegiatan belajar.” Bukannya berniat berbohong, tetapi Clay rasa Oma tidak sepatutnya tahu persoalannya dengan Ratu saat ini. Clay tahu betul, menjadi Oma Laddy yang berdiri seorang diri dengan kedua kakinya tidak lah mudah. Ia tidak akan tega menambah beban wanita itu hanya karena masalah sepele.

“Kalau begitu tolong jangan beri tahu Ratu terkait kepulanagn Oma ini. Karena setelah ini Oma langsung pulang ke rumah dan mengurus perusahaan. Baru setelah senggang, Oma menemui Ratu.” ucap Oma Laddy dengan senyumnya yang terus merekah.

“Baiklah Oma. Mari Clay antar sampai mobil!” ujar Clay menawarkan dan langsung disambut senang hati oleh Oma Laddy. Clay memeluk tubuh renta yang terdapat beberapa kerutan itu dengan sayang. Sesekali keduanya saling bertukar cerita dan tertawa.

Banyak pasang mata yang menyorot ke arah Clay kini. Tidak sedikit yang bertanya-tanya melihat keakraban antara Clay dengan wanita yang disegani di kota ini. Clay menjadi cowok pertama bahkan satu-satunya yang berani mendekati Ratu hingga mendapatkan restu dari Oma Laddy. Dan itu cukup mencengangkan, seolah menampar kaum adam yang kini menatap ke arahnya, bahwa mereka bukan apa-apa jika dibandingkan Clay.

“Nah sudah sampai Oma!” ujar Clay saat tidak terasa ia sudah sampai di mobil mewah milik Keluarga Sofya.

“Terima kasih ya Clay. Oma pergi dulu,” ujar wanita itu tersenyum tulus seraya mengusap rambut Clay pelan penuh sayang.

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang