Jam menunjukkan pukul 01.23 dan Laurels terbangun dari tidurnya.
"Jam berapa ni kok masihh gelap." kata Laurels sambil melihat jendela.
Tenggorokannya terasa kering dan dia memutuskan untuk kebawah mengambil minum.
Tiba-tiba gagang pintu belakang bergerak seperti ingin dibuka. Laurels yang melihat itu pun langsung lari ketakutan dan teriak dengan keras, karna dia pikir ada maling yang ingin masuk ke dalam rumahnya.
"Papa ada maling." teriak Laurels kencang.
Kedua orang tuanya pun bangun dari tidurnya dan langsung berlari mencari keberadaan Laurels.
"Mana malingnya sayang?" tanya Maya
"Itu tadi ada yang mau buka pintu belakang ma." jawab Laurels ketakutan.
"Biar papa cek dulu."
"Hati-hati pa." ucap Maya
Bima mengambil sapu dekat kulkas dan berjalan dengan pelan-pelan mendekati pintu.
"Raka."
"Raka?" ucap Laurels dan Ibunya kebingungan.
"Hehe Papa." jawab Raka sambil cengar-cengir.
"Gila ya lo mau bikin orang jantungan tengah malem." oceh Laurels
"Dari mana kamu jam segini baru pulang? keluyuran aja ga ngerti waktu." omel Bima.
"Udah-udah jangan berantem ini udah malem nanti tetangga pada keganggu." Maya menenangkan suasanya agar tidak ribut.
"Udah sana pada tidur, buat kamu Raka jangan diulangin lagi, keluyuran pulang jam segini." kata Bima.
"Iya paa."
Laurels masuk ke dalam kamarnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur. Sejak pulang sekolah tadi Laurels belum membuka headphone nya sama sekali. Dia meraih headphone yang berada di meja samping tempat tidurnya dan langsung membuka nya. Dia mengecek pesan yang masuk dan dia pun merasa kecewa. Tidak ada satu pun pesan masuk dari Algar.
"Segitu ga pentingnya ya gua di hidup lo Al. Bahkan gua ngancam untuk pergi aja lo ga peduli." gumam Laurels tanpa sadar air matanya turun membasahi pipinya.
*****
"Pagii semuanya." sapa Laurels yang berada di ujung tangga.
"Pagi." jawab mereka kompak
"Wah ada nasi goreng ni." Laurels duduk dan langsung memakan sarapannya.
"Hari ini kamu diantar kakak dulu, gpp kan?" ucap Bima memecah keheningan.
"Loh kenapa, Laurels mau bawa mobil sendiri aja." jawab Laurels
"Mobil papa lagi dibengkel, kamu berangkat bareng kakak dulu aja." sahut Maya.
"Kalo ga mau bareng gua, naik angkot aja sana. Ribet banget " ucap Raka.
"Ihh, nyebelin banget si lo."
"Udah-udah, masih pagi juga berantem aja." omel Maya.
"Dia nih ma yang mulai duluan." Raka menyalahkan Laurels.
"Enak aja, orang jelas-jelas lo yang mulai duluan." bantah Laurel tidak terima disalahkan Raka.
"Masih aja diterusin, udah cepet habisin makanannya entar keburu telat." ucap maya.
Mereka menyelesaikan makannya. Raka sudah selasai makan dan beranjak dari kursinya untuk mengambil tasnya dikamar.
"Pa, Ma Raka berangkat dulu." pamit Raka kepada kedua orang tuanya.
"Ihh gua belum selesai dongo tungguin bentar dulu." rengek Laurels.
"Cepetan lama amat si keburu telat ni gua."
"Iya iya, cerewet amat." sahut Laurels.
"Ma, Pa Laurels berangkat dulu." pamit Laurels sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
Raka mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Suasana di dalam mobil sangat sunyi, mereka sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhir Raka memberhentikan mobilnya di depan gerbang sekolah Laurels.
"Udah sampe." ucap Raka dengan santai tapi Laurels belum menyadarinya.
"Woyy, udah sampe dongo." pekik Raka sambil menepuk jidat Laurels."Ihh sakit goblok, santai aja kali ngasih taunya ga usah pakek teriak-teriak. Lu kira gua budeg." kata Laurel sambil mengelus-elus jidatnya.
"Sabar Raka sabar." gumam Raka sambil mengelus dadanya untuk menenangkan emosinya.
"Adik gua yang paling cantik, sekarang turun cepetan." ucap Raka gemas dengan tingkah laku adiknya itu yang membuatnya naik darah di pagi hari."Ga mau, bukain pintunya dari luar cepet." perintah Laurels.
"Dih, lo pikir gua supir lo buka sendiri lah."
"Ga mau." rengek Laurels
"Masih punya tangan kan? udah cepet turun, entar gua telat Laurels."
"Ga mau."
"ihh nyebelin banget si punya adik kek lo." Raka mengalah dan memilih turun untuk membukakan pintu untuk Laurels.
"Nah gitu dong, pantes deh lo kayanya jadi supir." ejek Laure sambil tertawa.
"Emang adik ga tau diuntung ya lo tu."
"Kaya lo bawa untung aja, udah pergi sana." usir Laurels dengan nada bercanda.
"Kalo bukan adik gua, udah gua buang ke laut kali lo." ucap Raka sambil masuk ke dalam mobil.
"Dada Raka sayang." Laurel melambaikan tangan sambil tertawa.
Raka melajukan mobilnya dan Laurels berjalan memasuki gerbang.
"Awww" pekik Laurels saat tangannya ditarik oleh seseorang.
Plakk
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi putih Laurels.
"Emang dasar cewe murahan, kemarin kevin, sekarang cowo itu, besok siapa lagi?" ucap Algar dengan emosi yang sedang menggebu-gebu.
"Ini ga sama kaya yang kamu pikirin Al. Dia itu-" ucap Laurels yang dipotong oleh Algar.
"Udahlah ngaku aja, ga sudi gua punya cewek murahan kaya lo." kata Algar yang meninggal Laurels sendiri.
Laurels berjalan sambil menangis disepanjang koridor sekolahnya. Dia tidak memperdulikan banyaknya orang yang sedang memperhatikan nya.
"Laurels" Panggil Kevin yang sedang menghampiri Laurels.
"Kok lo nangis si?" tanya Kevin sambil menghapus air mata Laurels.Laurels menepis tangan Kevin dan terus berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURELS
Teen Fiction"Jangan selalu mengatas namakan cinta ketika kamu terluka, sejatinya cinta tidak sehina itu jika kamu mampu memperlakukan dan menjaganya dengan baik" -Laurels.RF