FOLLOW AKUN SEBELUM BACA⚠
.
.
.
.
.
.
"Aku akan melelehkan setiap dinginnya es dari sikap keras kepalamu ." ~ Arkana Adhitama.
"Berusahalah menyalakan lilin, agar setiap butiran es ini dapat kau lelehkan dari kerasnya sikapku." ~ Kayla Alvaleria.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arkan menuruni anak tangga dengan pandangannya yang sangat fokus kepada layar ponselnya. Tak disengaja, ia bertubrukan dengan seorang gadis yang membawa tumpukan buku. Alhasil, ponsel milik Arkan terjatuh sekaligus seorang gadis dan buku-buku yang dibawa gadis itu sudah terjatuh di lantai.
"Awh," ringis gadis tersebut. Kemudian, pandangannya jatuh ke buku-buku yang sudah berserakan. Ia menghela napas kecewa.
"Kalo jalan tuh pake mata!" ujar Arkan sembari mengambil ponselnya yang terjatuh.
Gadis tersebut menengadah ke atas. Bukannya membantu, pria tersebut malah mengomeli dirinya. Kemudian, gadis itu beranjak.
"Bukannya lo yang jalan ga pake mata?"
Kemudian, gadis tersebut mulai membereskan buku-bukunya. Sedangkan, Arkan hanya berdiri tanpa berniat membantunya.
Setelah selesai merapikan semua bukunya, gadis tersebut menatap tajam Arkan. Arkan hanya mengangkat satu alisnya. Gadis tersebut pun langsung berjalan menaiki tangga dengan rasa kesalnya. Baru naik dua tangga, Arkan memanggilnya.
"Tunggu!"
Gadis itu pun berhenti, kemudian berbalik arah dengan malas. "Apa?" tanya nya judes.
"Maaf," ucap Arkan singkat.
Gadis itu sedikit tercengang. Kemudian, ia hanya meliriknya dan kembali menaiki anak tangga tanpa menjawab permintaan maaf dari Arkan.
"Hah? Gue diabaikan?" gumam Arkan pada dirinya sendiri setelah melihat gadis itu yang langsung mengabaikannya begitu saja.
Ya, bagaimana Arkan tidak sebal? Seorang Arkana Adhitama yang merupakan badboy nya personil 'WayV' di seluruh jagad sekolahnya dan sangat terkenal dengan ketampanannya, sehingga para gadis banyak yang mengejar-ngejar dirinya. Dan gadis tadi? Hanya dia yang berani mengabaikannya.
"Woy, anak buah!" panggil Davin seraya memegang pundak Arkan.
Arkan pun menoleh, setelah tau bahwa itu Davin, ia langsung memutar bola matanya. Enak saja dia memanggilnya anak buah.
"Kenapa lu? Kecut amat mukanya," tanya Davin karena melihat perubahan wajah Arkan.
Arkan hanya mendengus, kemudian ia berlangkah pergi meninggalkan Davin.
