Happy reading~
.
.
.Kayla melepaskan helmnya ketika ia dan Arkan sudah sampai di depan rumahnya. Kayla langsung memberikan helmnya kepada Arkan.
"Makasih," ucap Kayla. Kemudian, ia membuka gerbang rumahnya.
"Jangan kabur lagi," balas Arkan yang hanya diliriki oleh Kayla.
Arkan pun menghela napasnya. Kemudian, ia langsung melajukan motornya.
Kayla berdiri di teras rumahnya. Ia berpikir sejenak ketika akan masuk ke dalam rumahnya. Kemudian, ia memantapkan diri dan langsung membuka pintunya.
Tanpa salam, Kayla menuju ke kamarnya. Namun, di ruang tamu ia mendapati Marshanda yang sedang duduk bersama suaminya.
Kayla hanya meliriknya sekilas tanpa berniat mengucapkan apa-apa untuk kedua orang tuanya itu.
"Pulang juga akhirnya??" sindir Papanya ketika melihat Kayla yang mengabaikan mereka.
Kayla tak menjawab apapun.
"Kalau ada orang tuanya nanya itu dijawab! Yang sopan!" gertak Dhiki.
"Mas, udah jangan malah kamu marahin. Kita harusnya bersyukur dia udah mau pulang," ucap Marsha sambil memegang lengan suaminya.
Kayla berhenti dan menghela napasnya. Kemudian, ia menoleh ke arah Mama dan Papanya. "Maaf."
Marsha tersenyum. Sedangkan, Dhiki hanya mengacuhkan wajahnya.
"Duduk dulu sini, sayang. Mama sama Papa mau ngomong sama kamu," pinta Marsha.
Kayla memutar bola matanya malas. Namun, ia tetap duduk seperti yang di perintahkan Mamanya.
Marsha membenarkan rambutnya ke belakang. Kemudian, ia memegang tangan Kayla.
"Maafin Mama sama Papa juga ya? Mama Papa gak minta persetujuan dari kamu dulu," ucap Marsha.
Dhiki membuang napasnya ketika melihat raut wajah yang tercipta dari putrinya itu.
"Papa cuma ingin kamu aman. Papa ingin ada yang menjaga kamu ketika kamu ga di rumah," tutur Dhiki pada Kayla.
Kayla menatap manik mata Papanya. "Pa, Ma? Kay bukan anak kecil lagi yang perlu dijaga. Kay bisa jaga diri Kay sendiri. Jadi, Papa sama Mama gak usah khawatirin Kay."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA || KAYLA ✔
TeenfikceFOLLOW AKUN SEBELUM BACA⚠ . . . . . . "Aku akan melelehkan setiap dinginnya es dari sikap keras kepalamu ." ~ Arkana Adhitama. "Berusahalah menyalakan lilin, agar setiap butiran es ini dapat kau lelehkan dari kerasnya sikapku." ~ Kayla Alvaleria.