Happy reading~
.
.
.Arkan membawa motornya dengan kecepatan tinggi. Meluapkan segala emosionalnya saat ini.
Namun, tiba-tiba ia menancapkan pedal rem nya mendadak tepat di sebrang halte. Ia melihat Kayla yang sedang menangis sendirian di halte.
Loh? Kayla menangis? Sungguh, bukan tipe yang pantas untuk seorang Kayla.
Kemudian, Arkan membawa motornya menyebrangi jalan menuju ke arah Kayla. Arkan berhenti tepat di depannya. Kayla yang mendengar deru motor berhenti pun langsung menoleh ke depan dan mengusap air matanya cepat.
"Ngapain Kak, kesini?" tanya Kayla pada Arkan yang masih bertengger di atas motornya.
Kemudian, Arkan turun dan memberikan helm yang satunya, karena ia membawa satu cadangan helm. Kayla mengernyitkan dahinya seraya memegang helmnya bingung.
"Buat apa?" tanya Kayla.
"Pulang!"
"Sama lo?"
Arkan memutar bola matanya malas tanpa menjawab pertanyaan Kayla. Untuk apa dia memberinya helm kalau tidak pulang bersamanya? Emangnya dia mau pake helm di dalam bus?
Kemudian, Kayla menyondorkan helmnya kembali. "Nggak mau."
"Lo mau nunggu disini cuma buat desak-desakkan di dalam bus? Gitu?" tanya Arkan, karena pada waktu akhir pekan seperti ini, bus pasti ramai penumpang.
Kayla menghela napasnya. "Gue mau disini dulu."
"Lo mau nangis-nangis kaya tadi lagi? Lo gak malu apa? Orang-orang pada liatin lo yang nangis kaya bayi dibuang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA || KAYLA ✔
Teen FictionFOLLOW AKUN SEBELUM BACA⚠ . . . . . . "Aku akan melelehkan setiap dinginnya es dari sikap keras kepalamu ." ~ Arkana Adhitama. "Berusahalah menyalakan lilin, agar setiap butiran es ini dapat kau lelehkan dari kerasnya sikapku." ~ Kayla Alvaleria.