Eps. 02

83 33 61
                                    

Happy reading~
.
.
.

Kayla sedang duduk di atas balkon di depan kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kayla sedang duduk di atas balkon di depan kamarnya. Ya, kamarnya terletak di lantai dua dan memiliki teras kamar sendiri. Jadi, Kayla sangat bersyukur bisa melihat langit malam dari teras kamarnya. Dia menghirup udara malam sambil memejamkan matanya.

  "Kay! Woy! Bukain pintunya!" teriak Devan, sepupu Kayla, sembari terus mengetok-ngetok pintu kamar Kayla.

Kayla yang tadinya sedang menikmati udara malamnya pun seketika menghela napasnya ketika mendengar teriakan dari Devan. Kemudian, ia membuka matanya dan dengan terpaksa beranjak membukakan pintu kamarnya.

Ceklek..

Tanpa berucap apapun, Devan langsung menyelonong masuk sambil membawa bantal dan selimut yang dipakainya. Sontak, Kayla pun terkejut ketika ditambah Devan yang sudah berposisi tidur tengkurap di atas ranjangnya.

  "Devannn!! Ini kamar gue!" pekik Kayla sebal.

Devan membalikkan badannya menjadi telentang. "Kan masih ada kasur di atas," jawabnya sambil menunjuk ke arah atas tempat tidurnya. Ya, kamar Kayla menggunakan kasur tingkat. Kayla tidak suka tidur di atas, karena rasanya berbeda jika ia tidur disana.

Kayla mendekat ke arah Devan, lalu menarik selimutnya dengan keras. "Cepet! Keluar!"

Devan menariknya kembali. Alhasil, mereka kini malah tarik-tarikkan selimut.

  "Ih! Lo kok bikin gue sebel mulu sih?" kesal Kayla.

Devan mendudukkan dirinya. Kemudian memegang pundak Kayla.

  "Kay, malam ini gue ngojek sebentar ya di kasur lo, besok gue bayar deh, per jam gue tidur. Oke?" ucap Devan, kemudian kembali tidur lagi.

Kayla tercengang. Bagaimana bisa Devan menyamakan kamarnya dengan tukang ojek? Aneh.

Kemudian, ia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 22.00 WIB. Kayla berdecak kesal, bisa-bisanya si Devan malam-malam langsung menyelonong ke kamarnya. Lalu, Kayla beranjak dari ranjangnya. Sebelum itu, dia menabok bokong Devan dengan keras. Kemudian, ia langsung pergi dari kamarnya.

Devan terkejut. "Woy!" teriaknya sembari memegang bokongnya yang ditabok tadi.

  "Anjir, tangannya terbuat dari pecut apa gimana sih? Pedes banget!" gerutu Devan, kemudian kembali menidurkan dirinya. Tak peduli jika Kayla akan marah dengannya.

ARKANA || KAYLA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang