7. Makhluk Menyebalkan

27 3 0
                                    

Tidak ada yang lebih menyebalkan selain terjebak bersama orang yang paling kau hindari.

Rinjani tidak menyangka paginya akan sesial ini. Duduk di depan guru kesenian bersama makhluk tuhan yang paling menyebalkan.

Dia dipaksa untuk menjadi peserta lomba tari berpasangan dan pasangannya adalah Maha Meru.

Entah berapa kali Rinjani mengerang, mendebat sang guru agar dia tidak ikut lomba atau setidaknya jangan pasangkan dia bersama Meru, tapi guru dengan sanggul kebanggaanya itu tetap pada keputusan awalnya.

"Bu ...."

"Rinjani ...."

"Bu ...." Rinjani kian memelas.

"Rinjani ... sudah cukup, ibu masih ada urusan. Jangan lupa besok sepulang sekolah kalian sudah mulai latihan. Assalamu'alaikum." Lalu wanita itu pergi setelah sebelumnya menyentuh pelan sanggulnya.

"Wa'alaikumsalam!" jawab Meru nyaris berteriak. Cowok itu menyengir lebar saat Rinjani justru mendengkus sebal.

"Neraka banget hidup gue kalo ada lo," desis Rinjani sadis.

"Nggak usah sok jahat gitu lah sama gue. Gue tahu aslinya lo nggak bisa move on kan dari gue?" Meru menaik-turunkan alisnya. Tak heran jika Rinjani langsung memberinya toyoran sadis sebelum pergi meninggalkan cowok itu.

"Serah lo pea! Emang susah ngomong sama anak bajing!" teriak Rinjani di ambang pintu.

Meru terbahak keras. Di pandangnya punggung Rinjani yang menghilang di balik pintu dengan seulas senyum percaya diri.

Dia ... akan kembali berjuang. Sekali lagi, biarkan dia memenangkan hati Rinjani, mengembalikan senyum manisnya yang lama menghilang dan mengulang kembali kisah bahagia saat mereka bersama.

"Jani ... Jani ... sebelumnya gue bahkan nggak pernah ngigo bakal jadi sebucin ini sama lo." Meru menggeleng tak habis pikir.

***

"Bun, Rinjani nggak mau sekolah deh hari ini," ucap Rinjani serak. Di atas ranjangnya gadis itu bergelung selimbut. Saat sang bunda mengguncang tubuhnya dia justru menaikan selimbutnya hingga kepala.

"Kenapa, Ri? Kamu sakit?"

"Nghh, pokoknya nggak mau sekolah."

"Ada masalah di sekolah? Terus nggak mau masuk? Cupu!" Bunda Rinjani lantas pergi setelah mengatakan itu.

"Rinjani nggak cupu!" protes gadis berpiyama itu tak terima. Detik berikutnya dia melompat turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi, mengabaikan pandangannya yang sesaat gelap karena berdiri secara spontan.

Butuh waktu tiga puluh menit untuk Rinjani menyelesaikan ritual paginya, sampai akhirnya gadis itu pergi ke sekolah meski ogah-ogahan.

Meski begitu akhirnya Rinjani sampai juga di depan gerbang sekolahnya. Manik hitam menatap nelangsa pada murid-murid yang berlalu-lalang.

"Pagi Rinjani."

"Pagi Kak Jani."

"Selamat pagi Rijani cantik."

Sapaan dari orang-orang yang berpapasan dengannya ia balas dengan senyum singkat. Senyum yang bahkan tak sampai ke matanya.

Tatapan dingin nan wajah datarnya benar-benar membuat sebagian besar cowok di sekolah berdebar, tergelitik penasaran untuk mengenalnya lebih dalam atau setidaknya mendapat kesempatan untuk melihat ekspresi 'hangat' di wajah manisnya.

Meru yang sedari tadi mencari keberadaan Rinjani tersenyum sumringah saat melihat gadis itu berjalan malas-malasan menyusuri koridor kelas.

Dia lantas melompat ke hadapan Rinjani membuat si gadis berjenggit kaget.

"Sumpah ya ini pagi paling ceraaaah seumur hidup gue!" ujarnya sembari berjalan mundur demi berhadapan dengan Rinjani.

"Kelakuan lo makin najis aja ya, nggak heran kalo muka lo nggak kalah najisnya," ketus Rinjani kemudian mempercepat langkahnya.

Mulut setengah terbuka Meru terkantup rapat saat seseorang menepuk bahunya sembari ngakak.

"Kasian banget sih lo, Ru." Cowok itu geleng-geleng kepala dengan sisa tawanya.

"Bacot bangsat!" kesal Meru. Wajah tampannya kini terlihat seperti anjing galak.

***

Suasana kelas begitu senyap saat guru yang mengajar tiba-tiba saja memberi ulangan harian.

Rinjani yang tengah fokus menuliskan jawaban, refleks menoleh ketika kaca jendela di sampingnya diketuk cukup keras.

Dan yang dia lihat adalah karton biru bertuliskan: UDAH NGGAK SABAR PENGEN PULANG SEKOLAH BIAR BISA PACARAN SAMA JANI! HAHAHALAPYU.

Yaaa, siapa lagi pelakunya jika bukan si gila Maha Meru?

Rinjani mendelik sinis sebelum akhirnya menarik gorden dengan kasar.

"Napa lo? Udah kayak abis liat setan aja," selidik Kayla kepo.

"Emang," sahut Rinjani sembari memutar bola matanya.

"Emang apa?"

Kali ini Rinjani menarik sedikit ujung bibirnya, mengukir senyum miring. "Emang gue abis liat setan."

"Astaghfirallah, jangan sembarangan lo!" hardik Kayla.

"Ada apa Kayla?"

Kayla meringis. Mengutuk mulutnya yang tidak mengerti sikon. "Nggak ada apa-apa, Bu. Maaf."

"Jangan berisik lagi." Beliau kembali duduk. Kayla mengangguk sembari mengigit bibirnya.

"Yang sudah selesai boleh dikumpulkan," ucap sang guru. Kayla mengangkat kepalanya dengan spontan.

Rinjani berdiri, menjadi orang pertama yang mengumpulkan lembar jawaban. Sementara itu, di sampingnya Kayla menganga lebar.

"Anjirrr apa-apaan lo udah ngumpulin aja!" teriak gadis itu tertahan.

Rinjani merendahkan tubuhnya. Berbisik di telinga Kayla, "Makanya ngomong jangan pake tangan."

Tidak ada yang bisa Kayla lakukan selain bersumpah serapah sembari menengok kanan kiri mencari jawaban.

Dia semakin rusuh saja ketika sebagian besar teman-teman sudah mengumpulkan jawaban.

"Woy ah, bantuin gue napa sih Jani." Kayla panik bukan main. Rinjani tertawa.

Tidak mau ambil peduli, Rinjani santai-santai saja melihat Kayla blingsatan. Rinjani cukup sibuk memakan cokelat diam-diam.

Entahlah, mungkin ini kali pertama gadis manis itu mau memakan cokelat yang seseorang letakkan di mejanya.

Bel pulang sekolah akan berbunyi dalam hitungan menit dan hal itu sanggup membuat Rinjani semakin resah.

Dia tidak siap untuk berhadapan dengan Meru, apalagi harus berdekatan dengan cowok itu dalam kurun waktu yang cukup lama.

Bukan apa-apa, Rinjani hanya tidak ingin mengulang kembali episode cintanya yang begitu indah namun berakhir tragis bersama Meru. Tidak. Rinjani tidak ingin jatuh lagi.

"Woy! Nggak mau balik lo!" Ujug-ujug Kayla sudah menenteng tas sekolahnya.

"Udah bel?"

"Mendadak budeg sekarang?" tanggap Kayla sengit.

Terlalu fokus dengan ketakutannya, Rinjani sampai tidak mendengar suara bel pulang.

_Tbc_

Holla! Lama tak jumpa hahaha

Harus tetep setia nunggu cerita ini yaw dan jangan lupa follow akun @reniar15 biar nggak ketinggalan updatean terbaru dari author kece badhai ini xoxoxoxo

Don't forget for;

▪Vote
▪Comment
▪Add reading list
Share

Tag me on instagram @reniar15

Sankyu♡

Bukan PelarianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang