"Hooaaamm..." Nesya menguap panjang. Tangannya memanjang mengikuti gerakan tubuhnya.
Gadis itu menggeliat, kemudian menatap jam dinding di kamarnya. Pukul 05.15, cukup siang ia bangun kali ini. Tak apa, tadi malam ia sudah membereskan pekerjaan rumah. Jadi tak perlu khawatir nanti.
Nesya mengambil handuk hendak mandi, namun langkahnya terhenti saat mendengar notif dari ponselnya.
Manusia Arogant
Neng geulis, ntar aa' jemput ya.Singkat, namun mampu mengubah mood Nesya. Baru saja, gadis itu tersenyum senang mengingat kemarin pekerjaannya telah selesai. Tapi mood itu dihancurkan Dewa yang sudah mengganggu paginya.
Nesya
Ga2 menit
5 menitTidak ada jawaban dari Dewa, Nesya pun memutuskan untuk mandi. Daripada menunggu sesuatu yang tidak pasti. Dewa, misalnya.
•
•Nesya sudah selesai mandi, bahkan ia sudah siap dengan penampilannya. Penampilan khas Nesya sekali, rambut tergerai, poni yang ditata rapi, lipbalm yang natural, juga bedak yang tidak terlalu tebal. Setidaknya, Nesya tidak terlihat dekil.
Ting
Satu notif muncul lagi dalam ponselnya. Namun, kali ini Nesya tidak langsung melihatnya. Ia memilih mengambil tasnya dan memakai sepatu sekolahnya.
Pukul 06.30
Nesya siap. Ia hendak keluar, tapi sebelum keluar dari kamarnya, ia menyempatkan melihat seseorang yang mengiriminya pesan tadi.
Manusia Arogant
Gue ada di depan rumah lo.Mata Nesya seperti akan keluar dari tempatnya. Gadis itu membuka jendela melihat keluar. Dan benar saja, Dewa sudah disana dengan motor kesayangannya. Tak lupa helm yang terpasang pas di kepala cowok itu.
"Aishh, si Dewa mau jemput nyawa apa gimana, sih?" gerutu Nesya kesal.
Nesya pun segera berlari keluar kamar, ia tergesa-gesa sampai tak melihat paman dan bibinya yang sedang khidmat sarapan. Suara sepatunya mengganggu kegiatan sarapan mereka.
"Nesya!!" bentak Adam sambil membuang sendoknya asal.
"Eh, i-i-iya, Paman?" tanya Nesya gugup. Ia takut, jika Adam sudah mengetahui keberadaan Dewa di depan.
"Kamu pagi-pagi sudah membuat berisik rumah ini. Bagaimana jika kami enggan makan hanya karena suaramu itu?!" teriak Adam kelewatan.
lebay banget sih, Paman. Orang cuma lari. gerutu Nesya dalam hati.
"Mma...maaf, Paman." ucap Nesya sambil menunduk.
Adam kembali ke meja makan dan melanjutkan sarapannya. Tidak berguna, memarahi Nesya pagi-pagi seperti ini. Pasti gadis itu juga hanya akan minta maaf dan membuatnya muak. Pagi ini, ada rapat komite. Ia tidak ingin mengacaukan penampilannya.
"Sudah-sudah, pergilah sana. Aku muak melihatmu." usirnya.
Nesya memutar bola matanya malas, "seharusnya sedari tadi. Esya juga muak melihat Paman." lagi-lagi Gadis itu hanya bisa mengoceh dalam hati.
"Tunggu Nesya!" kali ini Marinati yang menghentikannya.
Nesya mendadak berhenti, hingga hampir terjungkal.
"Iya, Bibi?" tanya Nesya.
"Jangan berangkat sekolah dulu, kamu belum mencuci piring." singkat padat dan menusuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Revealed
HorrorHancur dan lebur seperti lama berkawan tak terpisahkan. Banyaknya tirai bagai labirin tanpa denah dan penuh siksaan. Hal yang biasa dialaminya. Tanpa satu orang pun tahu. Semua berjalan, berkelit, lalu mengguncang. Bak riak air yang tenang, menyimpa...