Dewa menyebalkan.
.
.Nesya terbangun di tengah malam. Perutnya sakit, bagaimana tidak? Dia tidak mendapat jatah makan malam ini.
Gadis itu berniat mengambil air putih di nakas tempat tidurnya. Tapi apa daya? Airnya juga kosong.
"Ck, aku lupa isi air lagi,” keluh Nesya.
Nesya pun memutuskan mengambil air di dapur. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan keluar dari kamarnya. Gadis itu menuruni tangga dengan hati-hati, takut jika paman dan bibinya terbangun.
Setelah sampai di dapur, Nesya baru bisa bernapas lega. "Huft, akhirnya sampai dapur juga."
Nesya pun segera mengambil air minum dan cepat kembali ke kamar. Tapi niatnya tak terlaksana, tiba-tiba perutnya berbunyi menandakan cacing di dalamnya sudah demo minta diisi.
"Duuh, aku laper lagi."
Nesya melirik meja makan, berharap masih ada sisa makanan di sana.
Ia pun kembali ke arah dapur dan membuka tudung saji di atas meja. Dan ya, beruntung sekali ia malam ini. Masih ada sedikit nasi dan lauk di sana.
"Syukurlah, aku tidak akan mati kelaparan malam ini."
Nesya mengambil piring dan mulai menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. Baru sampai 3 suapan, sebuah suara menginterupsi kegiatan makannya.
"Sedang apa kamu?" Ucapnya tegas dan penuh penekanan.
“N-nesya, makan, Bi," jawab Nesya ketakutan. Pasti bibinya akan melakukan yang tidak-tidak untuknya.
"SIAPA SURUH UNTUK MAKAN DIMEJA INI HAH?!" bentak wanita paruh baya itu.
"T-tapi, Bi, Nesya laper." balas Nesya dengan menundukkan kepalanya takut.
BRAK
Wanita itu menggebrak meja membuat Nesya terlonjak kaget
"SUDAH SAYA BILANG KAMU MAKAN JANGAN DI MEJA MAKAN KAMI! SAYA TIDAK SUDI JIKA KAMU DI SINI!" bentaknya lagi.
Prang...
Piring yang berisi makanan itu berserakan dilantai. Wanita paruh baya itu membanting piring Nesya yang berisikan makanan.
"SEKARANG BERSIHKAN KOTORAN INI?!" tunjuk paruh baya itu ke lantai yang berserakan.
Nesya diam, perutnya masih lapar karena baru makan 3 suap.
"CEPAT BERSIHKAN!" Wanita paruh baya itu menarik Nesya dari tempat duduk sehingga terjungkal ke lantai.
"Bersihkan makanan itu. Jangan sekali kali kamu menyentuh makanan di meja makan. Kamu pantas untuk memakan makanan itu." Wanita paru baya itu menunjuk makanan yang berserakan lalu melenggang pergi.
Nesya hanya bisa memejamkan matanya dan berucap lirih, "Mah, Pah, Esya rindu."
Nesya membereskan makanannya yang berserakan di lantai dan juga piring-piringnya yang pecah akibat dibanting oleh sang bibi. Sesudah membersihkan semuanya, Nesya kembali ke kamarnya. Kamar minimalis dan hanya satu tempat tidur ia tempati. Karena bibi dan pamannya tidak memperbolehkan untuk tidur di kamar yang sama atau lebih besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Revealed
HorrorHancur dan lebur seperti lama berkawan tak terpisahkan. Banyaknya tirai bagai labirin tanpa denah dan penuh siksaan. Hal yang biasa dialaminya. Tanpa satu orang pun tahu. Semua berjalan, berkelit, lalu mengguncang. Bak riak air yang tenang, menyimpa...