Hai, ini Nesya :)
.
.Franesya Putri Anggayun. Gadis cantik berambut panjang sepunggung, dengan alis tebal dan kulit yang putih, selalu menjadi pusat perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.
Kini tengah berjalan memasuki sebuah sekolah yang ada di pusat kota, dengan senyum yang terukir di wajahnya.
Namun, di saat ia baru saja masuk ke sekolahnya, tubuhnya tak sengaja menabrak tubuh laki-laki yang ada di depannya.
"Maaf sungguh, aku enggak sengaja," ucap Nesya lirih.
"Apa lo buta?! Jelas-jelas gua berdiri di depan lo!" amuk Dewa kesal.
Kini mereka menjadi tontonan orang-orang.
"A-aku enggak sengaja," balas Nesya takut.
"Halah, lo pasti salah satu orang yang suka sama gue 'kan? Lo pasti sengaja ngelakuin ini supaya bisa ngomong sama gue!"
Nesya terjatuh ke belakang saat laki-laki itu mendorong tubuhnya. Nesya yang tidak bisa menjaga keseimbangannya pun akhirnya terpental lalu tersungkur di lantai.
Dan sontak pemandangan itu membuat semua orang berbisik.
"Astaga, bukannya dia itu putra dari pengusaha dan pemilik perusahaan terkaya di kota?"
"Bener, gila, dia dorong cewek itu sampai jatuh ke lantai. Pasti sakit rasanya," timpal yang lain.
Laki-laki yang tadi mendorong Nesya berdecap kesal ketika celetukan buruk terdengar di telinganya.
Nesya yang terbaring pun berusaha untuk bangun, kepalanya terasa sangat sakit bahkan lutut, siku, dan lengannya pun ikut tergores oleh permukaan dinding yang kasar.
Nesya meringis, ia kembali menoleh ke arah laki-laki yang tadi mendorongnya; tengah menatapnya tajam. Detik berikutnya sebelah sudut bibir laki-laki itu terangkat.
"Menyedihkan, " lontar laki-laki itu.
Laki-laki itu pun pergi begitu saja tanpa ada rasa bersalah karena telah mendorong Nesya.
Nesya dibantu oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.
"Kamu enggak apa-apa?" tanya teman Nesya khawatir.
"Iya, aku baik-baik aja," ucap Nesya sambil meringis.
Tidak mengapa. Nesya sudah terbiasa dengan luka ini.
Ini bahkan tidak ada apa-apanya dibanding luka yang ia dapatkan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.
Itu lebih jauh dari kata menyedihkan.
◇◇◇
Setelah insiden tadi pagi, Nesya langsung menuju kelasnya. Baru saja tiba di dalam kelas, Nesya segera menuju bangkunya. Hendak duduk, tetapi tiba-tiba bangku itu ditarik dari belakang-membuatnya terjatuh ke lantai, Nesya meringis sakit pada pantatnya.
Tawa semua orang pecah saat melihat kejadian itu. Nesya terdiam sebentar.
Di dalam pikirannya, "Ini baru hari kedua namun, ia sudah diperlakukan seperti itu, apa salahnya?"
Tak lama kemudian Nesya berdiri dengan sendirinya. Menarik bangku yang ada di belakang itu dan duduk di bangku itu.
Sikap Nesya membuat semua orang di sana sontak berbisik, karena mereka mengharapkan Nesya marah dan mengamuk hingga membuat suasana menjadi seru. Tetapi gadis itu hanya diam tanpa banyak bicara.
Nesya menghela napas panjang.
Nesya menoleh ke sebelahnya. Lyra temannya belum datang. Nesya pun merasa tidak nyaman duduk dibangku itu sendirian.
Nesya memutuskan meninggalkan tasnya itu, dan meninggalkan kelas menuju perpustakaan. Menjelang waktu masuk ia akan menghabiskan waktu di sana.
Perpustakaan di sekolahnya sangatlah besar dan luas. Membuat Nesya merasa senang, apalagi ketika menciumi bau lembaran kertas yang membuatnya seakan terbius nyaman.
Pandangan Nesya terhenti ketika melihat seorang di sana. Orang itu tampak tidur dengan menyembunyikan wajahnya di balik buku yang ia baca.
"Hei," tegur Nesya pada laki-laki itu.
"Hei bangun! Kenapa kamu tidur di sini sebentar lagi bel ber-" kalimat Nesya terhenti ketika laki-laki itu terbangun, Nesya langsung terdiam dan membisu saat pria itu menatapnya.
Wira Tirto Jackson, ia adalah anak dari pengusaha sukses dan sangat terkenal di sekolah itu karena wajahnya yang tampan, berkulit putih, baik hati, dan agak cuek.
"Maaf aku tidak menyadari sedari tadi," ucap Wira cengengesan.
"Namaku, Wira," lelaki itu menyodorkan tangannya pada Nesya.
Nesya tersenyum tanpa sadar.
Perkenalan itu membawa angin segar untuk Nesya. Niatnya ingin membuka pembicaraan lebih kepada lelaki itu namun, seketika semuanya pudar ketika bel sekolah berbunyi dan pemuda itu langsung pergi setelah sebelumnya berkata, "Aku masuk dulu," dengan sopan.
Nesya yang mendengar itu tertegun sebentar, lalu memutuskan kembali ke kelasnya.
◇◇◇
Sesampainya di rumah, seperti biasanya, paman dan bibinya itu belum pulang. Suasana rumah yang katanya megah itu seperti biasanya. Sepi.
Nesya masuk ke kamarnya, membereskan tasnya dan berganti baju. Setelah itu ia melakukan kegiatan seperti biasa : mengepel, menyapu, membersihkan rumah sebelum paman dan bibinya pulang.
Setelah semuanya selesai, badan Nesya semuanya terasa sangat pegal dan sakit.
Ia memutuskan untuk beristirahat dikamarnya.Pandangannya menerawang ke langit kamar. Kosong. Sebelum kemudian ia memejamkan mata lalu, pintu kamar mandinya terbuka.
[ (Bersambung) ]

KAMU SEDANG MEMBACA
Secrets Revealed
HorrorHancur dan lebur seperti lama berkawan tak terpisahkan. Banyaknya tirai bagai labirin tanpa denah dan penuh siksaan. Hal yang biasa dialaminya. Tanpa satu orang pun tahu. Semua berjalan, berkelit, lalu mengguncang. Bak riak air yang tenang, menyimpa...