Aku mendiamkan pesannya, persis seperti apa yang dilakukannya kepadaku selama seminggu lebih ini.Bertindak seolah aku tidak perduli, lebih tepatnya menjaga jarak. Aku hanya akan meladeninya jika ia bertanya tentang jadwal sesinya, bukan tentang kekasih barunya.
Kekasih barunya bisa yoga, pilates, angkat besi sekalian di tempat yang lain. Tidak di tempatku.
Biarkan dia menganggap ku menyedihkan karena tidak bernyali menghadapi pacarnya, daripada aku menangis didepan wanita itu, Akan lebih memalukan.
Aku sangat bahagia sebelum mendengar kabar ia berpacaran. Aku merasa aku sedang di tahap pendekatan dengannya, kenapa dia malah jadian sama wanita lain?
Bertemu temanku benar-benar menghibur hatiku yang lara, acara kami dirombak seratus persen.
Yang tadinya kami berencana untuk makan malam elegant, sekarang kami sedang berbelanja pakaian seksi untuk masuk ke club. Sehabis ini kami juga berencana akan pergi kesalon untuk merias wajah dan menata rambut.
Teman sekolah kami dulu mempunyai club yang sedang hype di Gangnam, jadi kami punya akses vvip kesana.
Kata Soo Hee salah satu sahabatku, club milik teman sekolah ku itu sering dikunjungi artis, bahkan artis luar negeri.
Aku akan berdandan untuk menjadi yang paling cantik disana. Kalau bisa bahkan aku harus menggaet artis lain, sehingga Suga akan menemukan artis lain terkena dating scandal denganku.
Tapi aku tersadar, balas dendam adalah toxic trait yang selalu aku coba kurangi sejak aku kecil, aku sadar kebiasaan jelekku kumat ketika aku mempunyai fikiran-fikiran seperti tadi. Aku mendengus geli.
Aku hanya akan bersenang-senang. Sekaligus aku belum pernah menginjakkan kaki ke club milik Andara temanku, padahal dia sudah mengundangku puluhan kali, selalu aku jawab 'tempat seperti itu bukan untukku' yang mengundang gelak tawa Andara.
Kali pertama aku memasuki club megah ini, gelap. Cahaya lampu sangat remang-remang. Mungkin karna kami masuk jam 11 malam disaat DJ sudah naik sehingga lampu sudah dimatikan dan keadaan sangat heboh.
Aku gugup, tapi tak lama setelah alkohol memasuki lambungku, aku merasakan gairah untuk berpesta.
Soo hee dan Yu Ra adalah gadis populer. Meja kami dimampiri oleh banyak pria tampan. Aku bahkan berkenalan dengan beberapa artis, baik laki-laki maupun perempuan, efek dari Soo Hee yang memang berkecimpung di dunia fashion, dia jadi kenal banyak artis.
Yu Ra adalah tetanggaku ketika tinggal di Hannam-dong, rumah orang tuanya juga di Hannam-dong. Ibu yura dulunya artis sinetron, jadi dia banyak kenal artis karena ibunya dosen kelas akting.
Aku tidak heran ketika Hye Ri aktris drama 1988 duduk dengan santai di meja kami dan melakukan one-shoot. Setelah berkali-kali melakukan one-shoot kami berjoget dengan liar bersama wanita-wanita cantik, aku merasa jadi bagian kepopuleran mereka.
Dari dulu kepopuleran adalah hal yang tidak terlalu kuinginkan,
sampai akhirnya aku jatuh hati dengan definisi populer itu sendiri, dan dia berpacaran dengan wanita populer satu Korea selatan, atau bahkan dunia?
Setelah cukup lama berjoget dengan heboh, kami merasa lapar dan memutuskan kembali kemeja untuk memesan makanan, Hyeri berpisah dengan rombongan wanita cantik dan populernya untuk ikut bersama kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Talking to the Moon (SUGA FF)
FanfictionBerbicara dengannya seperti berbicara pada bulan. Terlihat dekat namun sebenarnya sangat jauh. Terlihat gelap sebenarnya sangat terang. Terlihat dingin namun sebenarnya sangat hangat. Min Yoongi, bulanku... Aku mencintaimu.