17. A

2.1K 231 38
                                    

Dooorrr!!!
Kok ga ada yang nagihin aku update ini sih🙄
Yaudah ga apa, langsung kita eksekusi aja kali ya.
Chapter ini singkat, to the point, ga bertele-tele. Manis pahit ditelan wkwkwkk.
Btw genius lab glowup jadi keren bangetttt. Otw nginep situ kalo di bolehin Taehyung wkekekekk.











Hari sudah lewat tengah malam ketika kami sampai di apartment Yoongi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Hari sudah lewat tengah malam ketika kami sampai di apartment Yoongi.

Sempat terlintas di pikiranku untuk melupakan saja apa yang sempat terjadi, kembali saja lagi jadi pacarnya. Tidak tega melihatnya kelelahan sendirian tanpa aku yang menemani disisinya.

Tapi aku tahu, kalau tidak segera diselesaikan maka permasalahan ini akan menggerogotiku semakin dalam tiap harinya.

Tekatku masih sama, untuk menghadapi masalahku sendiri tanpa bantuan orang lain. Aku tidak mau kabur dari masalah lagi.

Kesan pertama ketika aku masuk, rumahnya masih terlihat sama, terlalu sama malah seperti saat aku masih jadi kekasihnya.

Ia menyusun bantal di ranjang seolah aku masih sering menginap disini, dia bahkan tidak menyingkirkan boneka ubur-ubur yang selalu aku letakkan di atas kasur. Padahal dulu selalu ia lempar ke lantai kalau kami lagi berduaan.

"Masih ada beberapa bajumu yang tertinggal, baru di antar tukang laundry." Katanya sambil membuka kulkas. Bermaksut untuk menyuruhku mandi terlebih dahulu.

"Aku mau bicara..."

"Iya, makanya aku buka Soju. Kita akan bicara setelah kau mandi."

Badanku memang sudah gerah, melewati hari yang melelahkan dan penuh rintangan ini. Energiku terkuras habis, aku yakin Yoongi pun begitu.

Tapi tidak bisa menjadi alasan untukku mengundur-undur lagi membahas soal hal 'itu'.

Mataku berkaca-kaca, melihat facewash yang aku buang, sudah terganti dengan yang baru. Diletakkan di tempat yang sama dengan tempat dulu biasa aku meletakkannya.

Jangan-jangan...

Aku buru-buru membuka lemari dibalik cermin tempat aku berdiri, mukaku memanas. Disana terdapat satu set skincare yang masih tersegel, skincare milikku yang dulu pernah aku pesan online lewat ponsel Yoongi. Dia belikan lagi setelah dulu semuanya aku buang ketika membereskan tempat ini.

Bukannya mandi, aku malah berdiri disana dengan air mata mengalir. Tidak tahu kenapa tapi tetesannya makin deras ketika mataku menangkap sebuah sikat gigi baru yang masih tersegel plastik, tapi tetap diletakkan bersebelahan dengan sikat gigi Yoongi. Sikat gigi yang sama dengan yang kemarin aku buang.

Dia seolah selalu menantiku kembali.

Ingin rasanya aku langsung berlari keluar dan memeluk Yoongi, tapi bayangan dia yang meninggalkanku setelah merasa jenuh menahan langkahku.

Aku harus lakukan ini dengan tenang.

Bersikap seolah-olah aku yang menguasai percakapan ketika nanti keluar dari sini. Ingat-ingat pesan Hyeri untuk tenang dan fokus pada masalah yang mengganjal hatiku. Hyeri benar, Yoongi memang punya hak untuk dijelaskan apa kesalahannya.

Talking to the Moon (SUGA FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang