Ketika J-Hope berhenti untuk bercengkrama bersama Hyeri, aku melirik Suga dari ujung mataku sembari memberi salam kepada J-Hope.
J-hope di dunia nyata ternyata memang seramah dan seceria itu,
berbeda dengan Kim Seokjin yang di layar kaca sangat lucu dan konyol, di dunia nyata dia berjalan tanpa tengok kanan-kiri dan hanya balas menyapa hoobae nya seadanya. Ia bahkan sudah pergi duluan kemeja saat J-Hope masih nyangkut di meja kami, bahkan Suga saja masih berjalan santai kearah sini.
Ketika sampai, Suga merangkul J-Hope dari belakang, "Hey Hoseok, disini ada fansmu." Sambil bola matanya menatap kepadaku dan tersenyum.
Serius? Beginikah cara dia menyapaku?
"Kau fans BTS????" Tanya Hyeri yang langsung menoleh padaku tak percaya, mungkin dia heran soalnya aku tak begitu menampakkan jati diri fangirl ku semalam.
"Iya, aku suka mendengar lagunya, tapi belum pernah sempat datang ke konser." Jawabku apa adanya. Aku mengakui aku hanya fans modal kuota. Sebenarnya tiket konser mereka disini tidak seberapa mahal, hanya saja aku tidak punya teman untuk pergi ke konser. Yura dan Soohee tidak akan mau membuang waktu berdesakan bersama banyak orang.
"Bagaimana ini, kenapa fans secantik ini tak pernah kujumpai di fansign bahkan konser??" J-hope meraih tanganku, menggenggamnya seperti idol dan fans pada fansign.
Aku hanya tertawa kecil, tak bisa bisa fokus memikirkan Suga sedang menatapku intens.
"Aku akan mengirimkanmu special invitation ketika kami konser promo album musim panas ini oke?" Ucap J-Hope menggenggam tanganku dengan kedua tangannya sebelum melepasnya.
Belum sempat aku menjawab, Suga mengajak ngobrol Hyeri menyela ku dan J-Hope, "kau membuat pesta besar-besaran semalam ya.."
"Woah Hyeri keterlaluan sekali tidak mengundang kami." Ucap J-Hope, mendudukan bokongnya ke kursi sebelahku agar kami semua bisa ngobrol lebih santai, diikuti Suga yang duduk disebelah Hyeri bersilangan dengan tempat aku duduk.
"Aduh bukan begitu oppa, kufikir kalian di luar negeri. Semalam kebetulan saja, Aerin dan teman-temannya mendadak ingin minum jadi aku mengumpulkan temanku ke club milik Andara." Hyeri menjelaskan tentang kejadian semalam.
".... lalu aku dan Suga sedang bermail bilyard bersama Jimin semalam ketika melihat story-mu."
"Itu karena aku membawa personil baru yang ternyata juga gila pesta," ucap hyeri sembari menadahkan tangannya kearahku. "Semua pria bersorak untukknya ketika dia turun ke lantai dansa."
"Kalau begitu kita harus battle, Undang kami ketika kalian ingin minum-minum lagi ya." Ucap J-Hope yang sebenarnya sudah di telfoni oleh Seokjin dari tadi.
Hyeri masih sempat berbincang bersama J-Hope dan Suga sebelum J-Hope pamit untuk memesan makanan, selama percakapan ini aku hanya menunduk walaupun mereka mencoba berkali-kali melibatkan ku dalam percakapan mereka tapi aku sama sekali tidak tertarik.
Aku takut mendengar fakta-fakta yang tidak ingin kudengar, yang sampai detik itu untungnya belum ada, jadi aku mempertahankan diamku.
"Ayo makan, kita harus ke perusahaan setelah ini." Ajak J-Hope pada suga. "Kami hanya mampir sebentar untuk sarapan." Jelasnya pada kami.
"Kau duluan saja," Suga menoleh kearahku setelah sekian lama. "Aku masih harus ngobrol dengan agashi di situ." Mukanya menghadapku.
Jantungku berpacu, takut dengan apa yang Suga ingin sampaikan. Aku sama sekali tidak ingin mendengar apapun yang dia bicarakan, tentang apapun itu.
"Maaf tapi kau bisa membicarakan apapun itu di telfon." Sergahku cepat. Mereka bertiga jadi berpandangan dan melihatku dengan tatapan heran.
Cukup sudah aku memberinya hati, jika dia tidak bisa memerlakukan ku dengan sopan, maka aku akan balas tidak sopan kepadanya.
"Kau? Kenapa tiba-tiba jadi formal sekali?" Ia tersenyum memecah suasana, mungkin kaget juga kenapa aku terdengar seperti orang yang akan mengamuk, "kau mengabaikan pesanku." Lanjutnya.
"Aaaaahh baiklah baiklah aku mengerti, ayo Hyeri makan ditempatku dan Jin Hyung." Hyeri mengangguk mengerti lalu menunduk melewati kolong meja demi tidak ingin mengganggu aku dan Suga yang menguarkan aura negatif sepertinya.
Aku mencoba menahan tangan Hyeri agar tidak pergi, tapi ini Hyeri bukan Yura atau Soohee, Hyeri akan membiarkanku memecahkan masalahku sendiri karna dia percaya padaku.
Dalam hitungan detik, Aku hanya berduaan dengan Suga di meja untuk 4 orang ini. Suga menggeser duduknya ketempat Hyeri duduk barusan hingga kami saling berhadapan.
"Kau mengabaikan pesanku." Langsung menodongku dengan pernyataanya.
"Aku hanya belum sempat, semalam aku pergi bersama temanku, kau dengar sendiri dari Hyeri."
"Kau kenal Hyeri darimana?" Tanyanya.
"Dari lama... pokoknya kabari saja aku atau kau bisa kabari dokter Kang ketika ingin meditasi." Aku berharap dia mengerti bahwa aku ingin obrolan ini berakhir.
Dia terdiam karna petugas datang untuk menyusun piring dan menuangkan air ke gelas, ia menunggu pegawainya pergi terlebih dahulu.
"Kau sedang PMS ya?" Tanyanya ketika pegawai tersebut pergi, masih dengan tatapan heran, meneliti raut wajahku seakan tidak mengerti apa yang terjadi antara aku dan dia.
Menghela nafas panjang, aku menjawab, "Ini jam 8 pagi, aku tidak berselera membahas perkerjaan, aku bukan robot yang kerja 24 jam, aku ingin makan dengan tenang lalu memulai aktifitasku jam 9 nanti." Menyalurkan emosi ku kepadanya dengan topik yang berbeda, kurasa ia sangat bingung kubuat.
"Maaf..." ucapnya, namun tidak sedikitpun kulihat raut bersalahnya. Kurasa dia hanya minta maaf untuk menghindari masalah,
"Tolong sarankan aku ahli meditasi lainnya."
Ia beranjak dari hadapanku, tanpa salam tanpa kata lain.
Dengan kata lain aku berhasil memancing emosinya, dan dia takkan hadir lagi dihidupku karena dia memutuskan ganti instruktur Yoga.
Tapi kenapa yang terputar di kepalaku adalah potongan kenangan saat dia menciumku, membelai rambutku dan tertawa bersamaku?
Harusnya aku berfikir bahwa dia itu tidak bagus untuk kesehatan mentalku, dia itu tidak bisa di raih, aku harus melupakannya, tapi kenapa hatiku pedih sekali...
Tak berapa lama setelah itu, Hyeri menghampiriku. Raut wajahnya jelas menunjukan rasa riang penasaran.
"Hey Aerin, kau ada masalah apa sama Suga? Dia tak pernah mampir untuk ngobrol seperti tadi loh. Dia pacarmu?" Tanyanya dengan nada pelan berbisik.
"Dia pasienku di tempat magang. Memangnya dia bilang apa pas kembali kesana?" Berusaha terlihat biasa saya di depan Hyeri
"Dia hanya bilang kau ingin dia mengembalikan Hyerimu." Hyeri tercengir geli.
Aku tertawa kecil, ingin menyelipkan pertanyaan krusial kepada Hyeri, gadis ini tahu segalanya soalnya,
"bukannya dia berpacaran sama Ayu?"
"Iya aku melihat di akun gosip sih begitu, tapi terkadang tidak benar juga. Aku tidak tahu kabar itu benar atau tidak." Jawab Hyeri, aku dapat melihat sih bahwa Hyeri tidak terlalu dekat dengan Suga, hanya formalitas sunbae dan hoobae saja. Lain dengan J-Hope, ia tampak nyaman berbicara dengan J-hope, ya siapapun juga akan nyaman ngobrol dengan J-Hope.
15menit kami makan, 3 member BTS itu berdiri dari atas meja menuju kepintu keluar melewati kami, Hyeri menyapa sambil duduk mereka yang lewat terburu-buru.
J-hope melambai kekami, seokjin menunduk sekilas menyapa... sedangkan suga tidak menoleh sama sekali.
Perasaanku campur aduk, ada rasa puas bisa membuatnya kesal seperti itu. Ada rasa khawatir juga, takut kalau dia menganggapku wanita gila tidak tahu diri.
Aku menghabiskan makananku segera karna akan pergi mengajar ke studio Yoga 30 menit lagi, tekatku sudah bulat untuk menerima apapun resiko yang terjadi setelah aku mencaci pasien dokter Kang.
Satu pertanyaan buat suga
LAH KOK NGAMOK
wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk
Kita bikin dia makin ngamuk di chap selanjutnya yaaa wkwk otw langsung bikin.
Lovyu, follow vote review jyakhh wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Talking to the Moon (SUGA FF)
FanfictionBerbicara dengannya seperti berbicara pada bulan. Terlihat dekat namun sebenarnya sangat jauh. Terlihat gelap sebenarnya sangat terang. Terlihat dingin namun sebenarnya sangat hangat. Min Yoongi, bulanku... Aku mencintaimu.