Apa yang dia katakan? Kenapa dia sepercaya diri ini? Apakah gelagat ku sejelas itu?
Aku masih terdiam saat dia kembali berkata, "Kau tidak mau menjaga hubungan profesionalitas kita?"
Benar, yang dia katakan benar. Jika aku melibatkan perasaanku maka itu akan menjadi hal yang tidak profesional.
Aku memberanikan diri untuk menjawab, "Kau yang tidak ingin menjaga profesionalitas sesi kita, kau yang selalu menggodaku." Jika aku jatuh hati maka ini salah kami berdua bukan hanya salahku.
Dia tertawa, "kau benar-benar menyukaiku?"
Sialan, ternyata dia menjebakku. "Aku mengagumimu, aku fans bts, apa yang kau harapkan?"
"Kau fans hoseok-hyung."
Dia masih mengingatnya? Aku bahkan telah oleng sepenuhnya pada dia. "Bukan itu pointnya."
Dia tertawa kecil, "baiklah. Aku mengerti."
Dia hanya ingin mengakhiri obrolan ini, entah kenapa aku takut melukai harga dirinya.
Aku membuka obrolan baru yang lebih santai, ketika melihatnya sedang menghisap rokoknya, tiba-tiba muncul keinginan untukku mencicip rokok, pertama kali selama 22 tahun aku hidup di dunia ini.
"Boleh aku minta satu?" Pintaku sopan sambil menadahkan kedua tanganku padanya.
"Apanya?"
"Rokokmu."
"Kau tidak merokok." Katanya sambil menjauhkan kotak rokoknya dari hadapanku.
"Aku ingin mencobanya... please."
Melihatku memohon untuk meminta satu batang rokok, dia mengangkat satu alisnya heran.
Dia mendekatkan wajahnya ke wajahku, aku sangat kaget ketika tangannya mencengkram leher depanku seperti gerakkan mencekik dan menariknya mendekati wajahnya.
Setelah wajahku dengan wajahnya berdekatan, dia menolehkan wajahnya kesamping dan menghisap rokoknya dengan tangan satu lagi, setelah itu dia memasukan asap rokok yang ia hisap ke bibirku melalui bibirnya.
Dia menciumku karena ingin menyicipi ku rokok.
Aku terdiam mematung dan tak bernafas ketika dia memberi jarak diantara wajah kami, aku bahkan tak sempat menghirup asap yang dia berikan, sehingga asapnya numpang lewat saja di mulutku lalu keluar lagi setelah Suga menjauhkan bibirnya.
Cengkraman Suga pada leherku mengendur, berubah menjadi usapan2 halus pada leher belakangku.
"Mau coba lagi?" Tanyanya dengan suara parau. "Ayo katakan 'juseyooo' kepadaku."
"J-juseyo..." ucapku seolah terhipnotis dengan intruksinya.
"Anak pintar." Katanya mengusap puncak kepalaku.
Dia kembali menghisap rokoknya dan menghembuskan nya ke dalam bibirku yang siap menyambut bibirnya. Kali ini dia tidak menempelkan bibirnya ke bibirku, dia memberikan sedikit jarak sehingga asapnya lolos lebih cepat dari bibir kami.
Hal itu berlanjut menjadi ciuman lembut dan dalam, aku benar-benar melayang hingga Suga melepaskan ciuman kami dan berkata, "haruskah kita pindah kedalam?"
Aku menurut saja ketika Suga menarik tanganku masuk kekamar. Suga mendudukkan dirinya diatas tempat tidur dan menariku keatas pangkuannya.
Ciuman kami berlanjut dengan lebih panas, tangan Suga sudah masuk ke dalam kaosku, membelai punggungku lembut sebelum ia membuka kaitan bra ku.
Aku sudah tidak bisa menelaah apa yang terjadi karena aku terlalu terbuai dengan permainan Suga.
Setelah puas bermain dengan dadaku, tangannya mengarah ke bawah, mengusap bokongku, mendorongnya mendekat sehingga aku merasakan milikku bersentuhan dengan miliknya yang terlapis celana yang kami kenakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/260303884-288-k342001.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Talking to the Moon (SUGA FF)
FanfictionBerbicara dengannya seperti berbicara pada bulan. Terlihat dekat namun sebenarnya sangat jauh. Terlihat gelap sebenarnya sangat terang. Terlihat dingin namun sebenarnya sangat hangat. Min Yoongi, bulanku... Aku mencintaimu.