7.O

2.2K 263 6
                                    

Hello ayank-ayankkuuu.
Aku selalu update cepat karna gamau idenya lariii wkwkwwk 24/7 otak aku isinya kehaluan akan cerita ini, tp gpp asal halu aku dibaca orang lain aku puas muahahahahaha.
Anyways jangan lupa follow aku di instagram @anindyamin yah untuk info terupdate.
Enjoy reading!

----

Seharusnya aku tahu bahwa tindakan gegabahku akan menimbulkan resiko berkepanjangan, dan aku harusnya tahu kalau Suga orangnya sangat passive-agresive.

Entah apa yang dikatakannya ke dokter Kang, sudah 3 hari ini aku dirongrong untuk minta maaf pada Suga dan membujuknya kembali memulai sesi meditasinya bersamaku.

Melalui pertimbangan panjang tentang yang mana lebih berarti antara kuliahku atau harga diriku didepan Suga, akhirnya aku memutuskan...

untuk berhenti kuliah karena gengsi minta maaf kepada Suga.

Tidak mungkin dong. Aku masih waras.

Aku akhirnya berdiri disini, di gedung apartment nya, dengan bawaan yang heboh yaitu bucket bunga segar dan satu set minuman gingseng, sedang menunggu akses diperbolehkan masuk oleh Suga.

Aku sempat beralasan kalau Suga tak akan membukakan pintu untukku pada dokter Kang, tapi beliau bersikeras agar aku pergi dan mengatakan pada Suga bahwa yang akan datang adalah instruktur yang baru.

Satpam mempersilahkan aku naik ke lantai unit Suga, jantungku berpacu dan ujung jariku dingin.

Ketimbang resiko gagal mata kuliah dokter Kang, aku lebih takut dengan reaksi Suga nanti.

Apakah aku akan diusir? Atau dia tidak akan membukakan aku pintu? Atau dia akan menganggap hari itu aku sedang badmood dan menyuruhku mengikut sertakan pacarnya dalam kelasku lagi?

Aku menekan tombol bel tepat didepan layar interkom, aku ingin Suga tahu bahwa yang datang adalah aku. Kalau dia tidak suka, dia bisa mengabaikan belnya.

10 menit berdiri disini tapi tak sedikitpun aku merasa bosan, 2 menit sekali aku mengulang menekan bel. Aku termenung disela interval 2 menit itu memikirkan skenario yang aku karang sendiri dalam kepalaku.

Bagaimana Suga memaki ku, mengataiku tidak tahu diri, bagaimana dia duluan meminta maaf padaku, bagaimana meludahi ku.

Aku tidak akan menekan bel yang ke-6, kalau dia tidak membuka pintu maka aku akan pulang.

Tak berapa lama pintu terbuka, menunjukan Suga dengan setelan santai rumahan, rambut basah habis mandi lengkap dengan handuk yang ia gunakan untuk menggosok-gosok rambutnya.

"Silahkan masuk." Ucapnya dalam bahasa formal. "Bawaanmu banyak sekali."

Baguslah kalau dia menyadarinya. Aku menyerahkan bawaanku padanya seusai ia menutup pintu yang barusan aku lewati.

"Kau habis mandi." Ucapku basa basi sambil melihat suasana rumahnya. Unitnya bernuansa gelap dengan lighting kuning keemasan, sangat Suga sekali.

"Iya, aku mandi ketika tahu kau dibawah."

Kenapa dia harus mandi? Wajah tampannya tak akan terpengaruh terkena sabun ataupun tidak. Kan aku jadi berfikir dia ingin tampil keren didepanku. Padahal sudah jelas dia punya kekasih.

Suga mempersilahkan aku duduk dan pergi ke dapur mengambilkanku minum.

Aku bingung dengan keadaan ini, kemarin dia tampak sangat acuh, tapi sekarang dia kembali memperlakukanku dengan hangat.

Dia datang sembari membawa 2 kaleng soda dan 2 gelas tinggi dalam genggamannya, "jadi kenapa kau yang dikirim dokter Kang kesini? Dia gagal menyarikan kriteria yang kusebutkan ya?"

Talking to the Moon (SUGA FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang